jikalau...

Ada lima orang anak dan sepuluh orang cucu yang menggemaskan....jikalau saja hari ini ia masih ada disini, kami tentu akan berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 68.....

Makassar, 7 Desember 2012
ibu in memories ...

Kiriman Dari Surga Itu Bernama Jaguar

Saya membaca sekali lagi, kisah dari John dan Edna Massimilla, dari buku Chicken Soup For The Unsikable Soul. Sepasang suami istri yang pada tahun 1954 menempuh sebuah perjalanan yang hening dan menyedihkan,setelah memutuskan  membawa Ruth 18 bulan, putri bungsu mereka yang cacat untuk dititip ke sebuah Panti Rehabilitasi Anak Cacat.
Dalam perjalanan, Edna memecah keheningan dengan menyetel radio mobil, tiba-tiba terdengar suara mantan teman kelasnya dulu, seorang anak yang terlahir tanpa kaki, yang kini menjadi seorang ketua sebuah organisasi para penyandang cacat. Teman Edna itu bercerita tentang percakapan masa kanak-kanaknya bersama ibunya.
Kata sang Ibu: " Ketika tiba waktunya bagi seorang anak cacat lain untuk dilahirkan, Tuhan dan para penasihatnya mengadakan sidang khusus, untuk memutuskan kemana anak ini akan di kirim. Anak ini harus di kirim pada keluarga yang tepat, keluarga yang akan menyayanginya. Nah,tahukah kau? keluarga kitalah yang menjadi salah satu pilihanya..."
Mendengar kisah di Radio itu,mata Edna berkaca-kaca menahan tangis,dan berkata pada suaminya, "Kita pulang saja !!". Edna membelai wajah mungil Ruth,memandangnya sebagai simbol ketidak bersalahan yang indah. Malam itu, Edna terbangun pukul 3 dini hari, dan menuliskan sebuah puisi untuk Ruth

******

Saya menulis ulang kisah John dan Edna ini, karena saya teringat dengan bayi Jaguar, begitu orang-orang di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar menyebutnya, seorang bayi laki-laki yang lahir dengan kelainan fisik bentuk kepalanya lebih kecil dari tubuhnya. Kata para perawat, Jaguar menderita microsefalus
Para perawat bercerita, suatu hari, lima bulan yang lalu, seorang pria datang membawa bayi itu, katanya bayi ini dirujuk dari sebuah rumah bersalin di kota Makassar. Lalu saat bayi itu diterima dan pihak rumah sakit meminta identitas laki-laki itu, katanya ia lupa membawa identitas, dan meminta izin untuk pulang mengambilnya. Namun sejak saat itu, ia tak pernah kembali. Para perawat itu hanya ingat, laki-laki itu menyebut nama bayi itu dengan "Jaguar".
Bayi Jaguar, saat ini hidup dari belas kasih para perawat di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar, mereka bergantian menjaganya sesuai dengan shift kerja para perawat. Tak jarang, para perawat yang baik hati ini membawa Jaguar berkeliling disekitar ruang perawatan sambil memantau perkembangan bayi lain yang dirawat di tempat itu. Sesekali, mereka akan membawa Jaguar pulang ikut kerumah, atau membelikan baju dan susu untuk kebutuhan Jaguar. Para perawat ini hanya berharap, kelak orang tua bayi Jaguar ini akan kembali menjemput putra mereka, meski dengan kondisi yang cacat.
Jika sekiranya benar ada sidang khusus diatas sana, untuk memutuskan kemana bayi Jaguar ini akan dikirim, adakah yang salah dalam putusan sidang yang diambil di singgasana langit?, apakah bayi Jaguar telah dikirim ke orang tua yang salah?. Entahlah, saya tak bisa menjawabnya, saya pun tak bisa membayangkan bagaimana bila saya yang berada dalam posisi seperti ibu dan ayah bayi Jaguar. Saya hanya sedih mendengar kabar ini, benar-benar sedih melihat rekaman liputan tentang bayi Jaguar.
Seminggu ini, di RS.Wahidin Sudirohusodo Makassar, saya menemukan ada dua kisah yang bertolak belakang tentang bayi-bayi yang "dikirim" dari langit itu. Beberapa hari lalu dalam liputan live, saya dan teman-teman tvone menangkap momen bahagia penuh haru, atas kembalinya bayi Suci Almadinah kedalam pelukan kedua orang tuanya, setelah diculik selama tiga hari dari ruang perawatan anak.
Hari ini saya menemukan kisah lain yang sangat berbeda, tak seperti bayi Suci Almadinah, bayi Jaguar ini, ia meringkuh sepi diatas pembaringan, karena ditinggal pergi kedua orang tuanya, semoga ia tumbuh dengan sehat, semoga ia kuat seperti namanya...Jaguar !!

Makassar, 7 November 2012 - 19.30

[thanks to @AnchuMaarif, yang sudah membuat liputan tentang "bayi Jaguar", sesuatu yang mengoyak sisi hati kita yang paling terdalam]

 *****


Anak Dari Surga

Sebuah sidang tengah berlangsung nun jauh diatas Bumi,
 " Sudah waktunya untuk sebuah kelahiran lagi" Lapor para malaikat kepada Tuhan di singgasana
"Kali ini seorang anak istimewa yang akan memerlukan banyak kasih
Kemajuannya mungkin sangat lambat
Keberhasilannya mungkin tidak tampak
Dan ia akan memerlukan perawatan ekstra dari orang-orang yang ditemuinya dibawah sana.
Ia mungkin tidak berlari atau tertawa atau bermain,
Pikirannya mungkin sangat jauh.
Dalam banyak hal ia tidak mampu menyesuaikan diri,
 dan ia akan disebut anak cacat.
Maka kita perlu berhati-hati tentang kemana ia akan dikirim. 
Kita ingin hidupnya berkecukupan
Kami mohon Tuhan, carikan orang tua yang bersedia melakukan tugas khusus-Mu.
Mereka tidak langsung sadar, tentang peran yang dipercayakan kepada mereka.
Tapi, dengan di anugerahi anak ini dari atas,
Makin kuat iman mereka, dan makin kaya kasih mereka. 
Dan segera mereka akan tahu hak istimewa yang mereka terima
 dalam merawat anugerah dari surga ini.
 Anak yang begitu lemah dan lembut, sesungguhnya anak yang istimewa dari surga. [Edna Massimilla 1954]

Surat Untuk Tuhan

Sudah masuk pertengahan Oktober, bila engkau adalah salah satu diantara mereka yang merindukan hujan, sekarang adalah saatnya, bunga-bunga hujan itu tumbuh diatas tanah basah, meninggalkan bekas pada sendal mungilmu juga roda sepedamu saat kita bersama menyusuri pagi dan sore di jalanan kompleks.
Lihatlah sekumpulan bunga asoka yang kutanam dibawah jendela rumah kita, pada musim penghujan beberapa tahun yang silam, ia hanya sekumpulan tunas-tunas kecil yang muncul dari dalam tanah yang basah. Kini lihatlah, betapa rimbunnya mereka, dari tunas-tunas kecil itu mereka tumbuh dengan indahnya, dengan warna merah merona yang diterpa cahaya senja.
Azeeta Sasmaya putriku, hari ini saya tak bisa mengajakmu melihat sore dari teras rumah kita. Seperti biasa, disetiap hari kamis, saya selalu kebagian tugas masuk siang hingga malam. Saya selalu merasa tak pernah bisa meluangkan banyak waktu denganmu, dan itu sering membuat saya khawatir bila tak bisa melihat dengan seksama setiap detik dari pertumbuhanmu.
Seperti sekumpulan bunga asoka dibawah jendela rumah itu, tiba-tiba saya tersadar, betapa mereka tumbuh dengan cepat hingga menutupi separuh jendela. Saya menanamnya, tapi tak begitu detail memperhatikan mereka tumbuh dengan cepat. Sebagai ayah, saya tiba-tiba merasa telah melewatkan banyak peristiwa penting dari pertumbuhanmu.
Hari ini putriku, saya ingin bercerita kepadamu tentang seorang bocah berusia enam tahun bernama Nadia Syifa Maharani yang menulis surat kepada Tuhan. Ia menulis surat agar Tuhan menanti kedatangan ayahnya di pintu surga. Surat itu ditulis dalam sepotong sobekan kertas buku tulis, hanya satu kalimat "Yaa Allah, semoga Papa diterima di pintu surga". 
Siang itu, potongan surat Nadya diperlihatkan tantenya kepada tim tvone yang sedang meliput pemakaman Brigadir Kepala Anumerta Sudirman, personil Polres Poso Sulawesi Tengah yang gugur dibunuh orang tak dikenal di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir pada Selasa sore 16 Oktober 2012 lalu. Bribka Sudirman ditemukan tewas dan dikubur dalam satu lubang dengan rekannya Briptu Andi Sapa yang juga dibunuh.
Bripka Sudirman, ia adalah seorang ayah yang tak sempat melihat dua putrinya tumbuh, Nadia Syifa Maharani 6 tahun, dan Naura Al Mafira 4 tahun. Putrinya itu hanya bisa mengantar kepergian ayahnya dengan sepucuk surat yang ia tulis untuk Tuhan.
Seperti yang pernah saya tulis disini putriku, tak hanya cerita bahagia dan membanggakan, betapa pekerjaan ini sering membuat saya berjumpa dengan banyak kesedihan dari mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai. Dan semua peristiwa itu semakin membuat saya tak berhenti bersyukur, bahwa sampai detik ini kita masih diberikan anugerah kehidupan yang baik.
Mari kita berdoa untuk Nadia, Naura dan Bundanya, semoga doa dalam sepucuk surat itu sampai kepada Tuhan, semoga Allah menjemput ayah mereka di pintu surga, semoga Allah memberikan kekuatan bagi mereka yang ditinggalkan dan juga menjauhkan kita dari segala kesedihan.

Makassar, 18 Oktober 2012

Aku Telah Sampai


Kita bangun lebih cepat pagi itu, ingin segera melihat pemandangan matahari terbit dari timur pulau Halmahera. Kita bisa menontonnya dari dermaga pelabuhan Indonesiana Tidore, hanya perlu jalan kaki 10 menitan dari rumah. Pemandangan matahari terbit ini adalah sesuatu yang jarang bisa kita nikmati secara bersama-sama.

Pemandangan matahari terbit dari ufuk Halmahera ini sama mempesonanya dengan pemandangan matahari terbenam yang sering kita lihat di pantai dekat rumah kita di Makassar. Hmm...seperti matahari yang indah saat terbit dan syahdu ketika terbenam, semoga kelak alur kehidupan kitapun seperti itu, indah pada awal dan akhirnya.
Ketika pertama kali tiba, saya sedikit cemas menatap wajahmu dan bunda, menunggu reaksi kalian saat tubuh kita mulai dihempaskan ombak yang memukul speedboat yang melaju kencang dari pelabuhan penyeberangan Bastiong Ternate menuju Rum Tidore. Ini tentu pengalam yang baru bagimu dan bunda, tapi rupanya kalian tenang-tenang saja, semoga kalian terbiasa dengan lautan, sebab nanti kita akan sering datang kesini.
Kawasan ini, pada berabad-abad lampau telah menjadi magnet bagi para pengelana asing dari Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda untuk datang "bertamu" dan memulai sebuah fase sejarah yang kemudian kita kenal sebagai awal dari imperialisme di Indonesia.
Kenapa para pengelana asing itu begitu tertarik datang ke jazirah Maluku Kie Raha?, mereka sedang memburu rempah-rempah maluku, pala dan cengkeh, sebuah komoditi termahal dalam lalulintas perdagangan dunia pada abad 15 hingga18. Awalnya mereka datang menawarkan misi perdagangan, tapi kemudian lambat laun keserakahan membuat mereka mulai menanamkan kuku imperialismenya.
Tapi dalam catatan sejarah, para sultan di Maluku Kie Raha, terutama sultan Nuku di Tidore yang bergelar Sayidul Jehaad Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan, ia tak pernah sudi menyerahkan tanah leluruh ini kepada penjajah asing.
Sultan Nuku kemudian membuat jazirah Maluku Kie Raha menjadi medan perang yang tak ramah bagi para pengelana asing itu, mereka diusir keluar dari seluruh wilayah kesultanan Tidore yang membentang mulai dari Halmahera, Seram Timur, hingga ke pulau-pulau di Raja Ampat Papua. VOC yang putus asa itu lalu menjuluki Nuku sebagai Prins Rebel, Pangeran Pemberontak dan Bajak Laut Yang Agung.
Ini hanyalah sedikit dari catatan sejarah Tidore yang saya ceritakan padamu putriku, agar engkau paham tentang asal usulmu, sebab kau akan lebih mengenal dirimu apabila kau mengenal sejarahmu sendiri. Bab tentang sejarah tanah leluhurmu ini tentu saja masih panjang, nanti kita akan bahas dilain waktu.
Inilah Tidore putriku, tanah kelahiran ayahmu, sebuah pulau eksotis di jazirah Maluku Kie Raha. Senang rasanya bisa mengajakmu dan bunda ke sini. Nama Tidore berasal dari gabungan tiga rangkaian kata bahasa Tidore, yaitu : To Ado Re, artinya, ‘Aku Telah Sampai’. Seperti arti kata pulau ini, kitapun telah sampai disini. Kau dan bunda kini boleh berkata : "To Ado Re...!!!"  :)

10 September 2012


Ramadan Tahun Ini

Kita sudah dekat di penghujung ramadan kali ini, kita telah berusaha menjalani ibadah puasa ini dengan segenap keimanan yang kita miliki, persoalan berapa nanti nilai yang akan kita dapat dari ibadah suci ini, itu sepenuhnya hak prerogatif Allah, Dzat yang Maha Berkuasa Atas Segala Sesuatunya.
Kalaupun saya ingin jujur menakar-nakar kualitas ibadah kita dibulan ramadan tahun ini, rasanya belum banyak kemajuan yang kita capai dalam hal ibadah, kesibukan kita pada hal-hal yang keduniawian kerap membuat prioritas ibadah sering kita tempatkan pada urutan kesekian.
Seperti yang pernah kau bilang kepadaku beberapa malam lalu, ibarat tingkat pendidikan, maka kualitas ibadah kita sejatinya masih jalan di tempat, barangkali kita belum juga lulus di tingkat sekolah dasar, bahkan hingga kita mengoleksi usia kepala tiga sekarang ini. Sementara kita harus menyiapkan diri dengan baik, bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk menjadi contoh teladan yang baik untuk Zee.
Kemarin saya baru mengedit berita si Itol, tentang anak-anak tunanetra yang berhasil khatam al Quran berkali-kali selama ramadan, meski mereka mengaji dengan al Quran braille, dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Sangat jauh bila dibandingkan dengan kita yang memiliki kesempurnaan fisik, bahkan sampai di penghujung ramadan ini, kita masih membutuhkan seratusan lebih halaman lagi bila kita ingin khatam al Quran. 
Semoga nanti kita masih dipertemukan pada ramadan tahun depan, semoga kita masih diberikan banyak kesempatan untuk berbenah, setidaknya bisa meningkatkan grade ibadah kita, dari tingkat ibadah kelas sekolah dasar, menjadi ibadah para akadimisi, para profesor.

*****

Saat ini,kita juga tengah sibuk menyiapkan rencana mudik lebaran ke Tidore, ini adalah kali pertama kau dan Zee ke Tidore. Kita akan pulang pada tanggal 17 Agustus nanti, tepat di hari ulang tahun Ayah, semoga kedatangan kita bersama Zee ini bisa menjadi kado spesial untuknya, karena Zee adalah satu-satunya cucu yang belum pernai ia temui.
Selain itu semoga mudik ini juga menjadi penebus rasa bersalah saya, karena sejak merantau di Makassar, meski saya sering pulang ke Tidore menjenguk ayah, tapi saya sesungguhnya tak pernah melewati ramadan ataupun idul fitri bersama ayah dalam 14 tahun terakhir.....

Makassar, 15 Agustus 2012 - 11.11 wita



ayah...ayah..ayah...

Suatu siang yang teduh di penghujung tahun 2002, di sebuah desa di pinggiran kabupaten Pangkep, teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin angkatan 63 yang juga sefakultas dengan saya itu bercerita dengan mata yang berbinar dan senyum yang merekah, tentang anaknya yang sudah bisa memanggilnya Papa.
Teman saya itu cepat menikah, pada masa dimana kami masih sibuk bersenang-senang dengan kebebasan  sebagai mahasiswa. Lalu saat musim KKN tiba, betapa dia sangat merindukan anaknya yang ditinggal pergi. Sedikit dari ekpresi kerinduannya itu dia bagi kepada kami dengan cerita tentang tahap demi tahap pertumbuhan anaknya, termasuk itu tadi, betapa dia bahagia ketika anaknya bisa memanggilnya Papa.
Ketika itu mendengar ia bercerita tentang anaknya bukalah hal yang menarik, biasa saja pikirku. Saya lebih suka kalau topik obrolan adalah hal-hal yang konyol disekitar lokasi KKN atau kampus, apalagi kalau topiknya tentang gadis-gadis desa versus mahasiswa KKN, yang sedang merekah di desa-desa kecamatan tempat kami ber-KKN. Obrolan tentang anak dan istri itu sesuatu yang masih sangat jauh bayangan masa depanku. Karena itu saya tak bisa meresapi kebahagiaan dan kebanggaan yang terpancar dari wajah temanku.
Pagi ini, saya terkenang dengan obrolan di penghujung tahun 2002 itu, ketika saya telah di anugerahi seorang putri yang cantik dan menggemaskan. Saya baru bisa memahami makna dari sinar mata bahagia temanku itu ketika bercerita tentang pertumbuhan anaknya. Ini cerita tentang kebahagiaan dan kebanggaan menjadi seorang ayah, meski hanya dari hal-hal yang sederhana, seperti seminggu terakhir ini, ketika Zee mulai memanggilku dengan sebutan Ayah.
Sebelum-sebelum ini Zee hanya memanggilku dengan sebutan Papa, sama saja sih artinya, tapi saya lebih suka mendengarnya memanggilku dengan sebutan ayah, lebih keren saja rasanya hehe...., awalnya saya sempat cemburu juga denganmu Bunda, karena Zee lebih dulu bisa memanggil Bunda, daripada Ayah...:)
Seminggu terakhir ini, setiap hari Zee bisa puluhan kali memanggil Ayah untuk aktivitas apa saja yang akan ia lakukan, mulai bangun tidur, turun dari tempat tidur, minta dibukakan buku si walter hingga saat saya akan menghilang dari balik pintu ketika akan berangkat kantor. Betapa saya bahagia dengan hal-hal kecil dan sederhana seperti ini.

Makassar, 25 Juli 2012- 11:26 



Bobo Igi Amu

Kami membelikanmu satu paket buku ensiklopedi anak, semacam buku pintar dengan pulpen ajaib yang disebut walter. Bila kau menekan walter pada gambar-gambar di dalam buku itu, maka walter akan menjelaskan kepadamu tentang makna dari gambar yang engkau tunjuk. Si walter dan buku pintar itu akan menjelaskan banyak hal untuk memenuhi rasa ingin tahu dunia kanak-kanakmu, walter akan menjelaskan banyak pertanyaan yang mungkin tak mampu kami jawab semuanya.
Kami tak ingin memberikan jawaban-jawaban normatif dengan semua pertanyaan yang kau ajukan, seperti pertanyaan "mengapa kelinci panjang kupingnya??" , kami ingin menjawab dengan baik, bukan sekedar mengatakan padamu dengan jawaban alakadarnya bahwa "memang sudah begitu sejak awal, Allah menciptakan kelinci dengan kuping yang panjang". 
Harga paket eksiklopedi anak itu lumayan mahal, kami tak mampu membelinya dengan cash, maka mencicil adalah cara yang paling memungkinkan untuk menghadiahimu buku-buku pintar itu. Alasan utama kami adalah, bila kami bisa melihat pertumbuhanmu hanya dari penampakan luar fisikmu yang berkembang, lalu bagaimana dengan pertumbuhan otak didalam kepalamu yang tak bisa kami lihat??. 
Sebuah studi menyebutkan otak anak usia 4-8 tahun, kemampuan intelegensinya berkembang sebesar 30%, pada usia 8-18 tahun, kemampuannya hanya meningkat sebesar 20%. Jadi periode terpenting justru pada saat 4 tahun pertama usia anak yaitu sebesar 50%. Kami tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, sekarang adalah saatnya untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi pertumbuhan otakmu.
Semoga buku-buku ini bisa menjadi jendela kecilmu untuk melihat dunia yang maha luas, menjelajah lautan ilmu pengetahuan. Kau semakin besar, kini usiamu sudah 1 tahun 5 bulan, kata bunda, kau cukup antusias bermain dan belajar dengan eksiklopedi anak yang kami berikan untukmu. 
Untuk sementara bundalah yang membantumu mengarahkan si walter untuk menceritakan setiap detail cerita bergambar dalam buku itu, kau akan menyimak sejenak suara si walter yang bercerita, lalu bila kau mulai jenuh, kau akan berdiri dan berjoget-joget diatas buku-buku itu hehehe....
Tak apa putriku, silahkan belajar dengan caramu sendiri, kami tak ingin memaksakan cara belajar untukmu. Kata bunda,  kau juga semakin banyak menguasai perbendaharaan kata, misalnya "Aman" yang berati Paman, "Nda" yang berarti bunda, " Bobo igi amu" yang berarti bobo digigit nyamuk, sementara untukku, kau selalu memanggilku "Papa" padahal sejujurnya saya lebih suka bila kau memanggilku dengan sebutan "Ayah", meski artinya sama, tapi rasanya sebutan "Ayah" lebih keren kedengarannya hehehe...
Saya tak mengikuti perkembanganmu dalam sebulan terakhir ini, sebab kau dan bunda sedang berada di Surabaya, memenuhi rasa rindu Eyang Putrimu. Insya Allah pertengahan bulan ini kalian akan pulang ke Makassar, Ayah rindu......


Makassar, 10 Juni 2012 - 17.30 wita



Kisah Si Didi


"Teng...teng..teng...lonceng berbunyi....saatnya istirahat, anak-anak kelas satu keluar bermain..." begitu ia mulai bercerita, maka saya dan Nana yang asyik bermain akan berhenti sejenak dan mengalihkan perhatian kepadanya.
"Kata Didi....aku punya bola sebuah, ayo kita bermain bola......
 Anak-anak yang laki-laki adalah, Andi, Anton, Daud, Didi, Ijak, Yohan, Wim dan Zen. Anak-anak yang perempuan adalah, Alida, Fatima, Ina, Nela, Qamaria, Syamsia dan Juriah..."
Bila ia mulai bercerita, maka kami akan menyimaknya dengan penuh perhatian, meski sebetulnya yang ia ceritakan adalah kisah-kisah lama yang sudah berkali-kali diceritakannya, bahkan bukan hanya sekedar alur atau tema cerita, setiap kata sekalipun dalam kisah itu sudah kami hafal. Tapi kami akan tetap mendengarnya dengan penuh semangat.
Ia adalah seorang pendongeng yang baik, ia mampu membawa kami masuk dan merasa dekat dengan tokoh-tokoh yang ada dalam ceritanya. Tak hanya pandai berkata-kata, tapi sinar matanya pun ikut berbicara, dengan senyum kecil ia akan menatap kami, bila melihat ekpresi kami yang melongo menunggu lanjutan cerita yang akan ia sampaikan. Terkadang ia berhenti sejenak dan menyanyikan sebuah lagu, sebelum kembali melanjutkan cerita.
Ia adalah seorang pendongen yang baik, bahkan hingga kami dewasa sekalipun semua cerita yang ia sampaikan selalu abadi dalam ingatan kami. Tidak hanya saya dan Nana, tapi juga Abang On, Uni, dan kakak Yati. Kami masih bisa menirukan bagaimana cara dia bercerita, lengkap dengan intonasi suaranya yang khas.

Belakangan, setelah saya cukup besar dan mulai mengerti banyak hal, saya baru tahu, apa-apa yang selalu dikisahkan kepada kami adalah bacaan-bacaan buku pelajaran sekolah pada masa kecilnya, untuk hal yang satu ini, ia punya ingatan yang kuat. Cerita favorit yang sering ia sampaikan adalah kisah "Si Didi", tokoh teladan dalam bacaan di sekolah dasar pada masa kecilnya. Mirip dengan tokoh Budi pada buku bacaan ketika saya duduk di sekolah dasar hehe....

*****

Desember tahun kemarin, saya tiba dirumah setelah tak pernah pulang dalam tiga tahun terakhir. Saya menemuinya di kamar, ia duduk dan tertidur dikursi yang disiapkan khusus untuknya. Ia sudah lama tak pernah lagi bercerita, bahkan tak pernah berbicara sama sekali.
Usia yang semakin tua ditambah penyakit epilepsinya yang akut telah menggerogoti kesehatannya.Penyakit itu pula yang membuat ia tak pernah menikah, dan hidup seadanya, diasuh oleh saudara-saudaranya yang lain.
Saya menyapanya, mengucapkan salam dan mencium tangannya. Meski orang-orang disekitarku menyampaikan kepadanya dengan suara yang sengaja dikeraskan, bahwa yang datang adalah saya, keponakannya yang merantau jauh di Makassar. Tapi ia tak pernah lagi bicara, matanya hanya terbuka sedikit, memandangku dengan tatapan yang kosong....

Makassar, 19 Mei 2012 - 21:00

"Mengenang Om Ade, Dahlan Ahmad Sandiah, istirahatlah dengan damai disisi-NYA, kami semua menyayangimu"

Jalan-Jalan

Kami mengajakmu jalan-jalan melihat Fort Rotterdam, salah satu jejak masa lampau yang masih dijaga dengan baik di kota ini. Benteng ini dibangun oleh raja Gowa ke 9 pada tahun 1545 yang bergelar Imanrigau Daeng Bonto Karaeng lakiung Tumpa'risi' Kallonna.
Nama asli benteng ini adalah benteng Ujung Pandang, atau benteng Panyua karena desain arsitekturnya yang bergaya eropa itu bila dilihat dari udara berbentuk seperti se-ekor penyu yang sedang merangkak.
Filosofinya, seperti se-ekor penyu yang bisa hidup di daratan maupun lautan, begitu pula kerajaan Gowa yang berjaya di darat maupun dilautan.
Kini benteng ini lebih dikenal dengan nama Fort Rotterdam, setelah kerajaan Gowa dipaksa VOC menandatangani perjanjian Bongayya. Nama Rotterdam ini diambil dari nama kota kelahiran Cornelis Speelman, yang saat itu berkuasan sebagai perwakilan VOC di Makassar.
Kami sengaja membawamu kesini putriku, setidaknya jalan-jalan kita kali ini bisa memberimu sedikit prespektif yang berbeda, dari sekedar pemandangan di pusat-pusat perbelanjaan yang kerap kita datangi setiap akhir pekan.
Kami memang lebih sering membawamu ke Mall, kau tentu lebih sering melihat deretan produk dengan berbagai godaan kemudahan belanja, mulai dari diskon, cicilan dengan bunga nol persen, hingga banyak lagi model marketing yang membuat kita lupa pada garis batas antara keinginan dan  kebutuhan.
Bila kita mulai tak bisa membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan, maka kita akan lebih sering memakai ego daripada logika. Kita manjadi budak kapitalisme dengan ideologi konsumerisme yang akut.
Hmmm...sepertinya mulai berat pembahasan kita putriku, maklumlah...ayahmu ini tiba-tiba terkenang dengan bacaan-bacaan jaman kuliah dulu, tentang kapitalisme versus sosialisme, tentang pendidikan yang membebaskan, bahkan tentang perdebatan kami di kordor kampus mengenai dimanakah sebetulnya Tuhan berada, apakah Tuhan ada di rumah-rumah ibadah atau justru di kampung-kampung kumuh, atau sebetulnya Tuhan itu ada pada tatapan mata anak-anak langit yang mengemis di perempatan lampu merah.
Entah jaman dengan logika seperti apa yang akan kau hadapi bila kau dewasa nanti, hari ini saja, sudah banyak hal-hal miris yang membuat kami cemas. Untuk mendidikmu dengan baik, kamipun harus menjadi yang lebih baik, sebab sebaik-baiknya nasihat itu bukanlah kata-kata, tetapi contoh teladan yang baik.
Kami harus menjadi yang terbaik, sebelum membimbingmu ke jalan-jalan kebaikan. Azeeta Sasmaya putriku, bunga mawar yang indah, kami menamakanmu seperti itu, sebab engkau adalah tanda cinta kami, engkau adalah bunga yang tumbuh di taman hati kami.

Makassar, 12 Mei 2012- 02.00 dini hari

Peternakan Si Meong

Saya tak pernah tuntas menceritakan kepadamu kisah Si Meong dan peternakannya dari buku berbahan dasar kain yang dibelikan bunda untukmu. Biasanya baru pada halaman pertama saya menunjukkan gambar seekor sapi di kandang si Meong, kau dengan penuh semangat memotong ceritaku dan mencabut tempelan gambar sapi pada halaman buku itu.
Biasanya juga, kau akan merebut bukunya dari tanganku, lalu membolak balik buku dan mengeluarkan semua tempelan gambar binatang disetiap halaman buku, sambil mengeluar banyak ocehan bahasa balita dari mulut mungilmu, saya bisa mengerti, mungkin itu semacam caramu mengekspreasikan sesuatu yang kau sukai, atau mungkin kau sedang asyik dengan imaginasimu sendiri tentang kisah dalam buku kain " Peternakan si Meong" .
Bila seluruh gambar tempelan ternak si Meong mulai berserakan diruang tengah itu, tercecer dikamar, dibawah kursi atau tertempel di sekitar pampersmu, saya mulai mengajakmu untuk menyimak hal lain, misalnya dengan menonton televisi.
Kesukaanmu adalah siaran televisi yang menampilkan lagu lagu dengan irama menghentak, ahhaaa…kau akan berdiri sangat dekat dengan televisi, menggoyang goyang pantatmu, meliuk-liukkan jemarimu untuk menari mengikuti irama musik, dan saya pasti tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucumu.

Si Meong memiliki sejumlah ternak, ada sapi, kuda, domba, bebek dan juga ayam, hmmm....sepertinya dari semua hewan itu, baru ayam yang pernah saya perlihatkan kepadamu secara langsung :(,  kau kerap berteriak-teriak kegirangan bila mereka melintas didepan rumah sambil mematuk-matuk jalanan basah. Masih banyak satwa lainnya yang perlu kau tahu, bukan hanya sekedar melihat mereka di buku atau di televisi
Kota kita ini tak punya kebun binatang putriku atau sebuah taman luas dengan berbagai habitat yang menarik. Disini lebih banyak belantara beton yang membuat gerah, kota-kota besar terkadang pelit untuk menyisakan banyak ruang bagi pepohonan dan taman. Saya sebetulnya ingin mengajakmu melihat lingkungan dengan lebih dekat, daripada sekedar mondar mandir di Mall dan sejenisnya menemani kami belanja kebutuhan bulanan.
Sebetulnya pemerintah sedang membangun sebuah taman dengan konsep menggabungkan kawasan wisata air dan kebun binatang, lokasinya tak jauh dari rumah kita putriku, hanya saja proyek itu dibangun diatas situs sejarah yang semestinya dilestarikan, bukan digadaikan demi nilai rupiah dari sebuah proyek prestisius.
Mungkin mereka pikir sejarah hanyalah potongan kenangan yang tak mesti harus selalu diingat, masa lalu adalah sesuatu yang jauh, karena satu detik yang telah berlalu tak akan pernah kembali. Saya kurang sepakat dengan itu, sejarah adalah jati diri, sejarah adalah identitas, sesuatu yang akan menjelaskan siapa kita dan dari mana kita berasal.  
Tadi saya berangkat sangat pagi ke kantor, kau dan bunda masih terlelap didalam kelambu, telah saya rapikan ternak-ternak si Meong yang berserakan di ruang tengah, juga mainan lainnya yang kumasukkan ke kotak penyimpanan. Saya meletakkannya dilaci meja televisi, saya tau, sebentar lagi kau bangun, dan mulai membuka buku si Meong dan mengeluarkan ternak-ternaknya yang tertempel rapi di dalam buku itu.
Tak apa putriku, saya tak akan pernah bosan merapikannya, silahkan kau bermain sepuasnya. Nanti  saya juga akan mengajarkan kepadamu, bagaimana caranya merapikan mainan dan meletakkannya di kotak penyimpanan.Oya, kau tak perlu takut bila mainanmu rusak, kau boleh berkreasi sesuka hatimu dengan semua mainan yang kami berikan untukmu, karena kami tak ingin menggangu petualangan imaginasimu dengan mainan-mainan itu.

Makassar, 15 April 2012 - 17.21

Jelang Satu April

Lama membiarkan rumahwaktu ini kosong, meski sebetulnya banyak yang ingin saya ceritakan. Tentu saja dari semua cerita itu, yang paling menarik adalah bercerita tentangmu putriku. Diantara banyak hal yang paling menyenangkan adalah, ketika pulang kerja dan menemukan senyum kecil merekah dari bibir mungilmu, yang menyambutku begitu pintu rumah terbuka.
Belakangan ini kita tak pernah lagi menonton pagi bersama, selain karena cuaca yang kurang bersahabat, saya juga sedang tak begitu sehat akibat flu. Semoga flu ini tak menular kepadamu dan bunda, cukup sampai di saya. Tapi bila cuaca baik dan saya libur kerja, kita bisa kembali menonton pagi dari teras rumah, tentu sambil menunggu tukang sayur lewat. Ini juga salah satu kesempatan untuk mengalihkan sejenak perhatianmu dari bunda.
Tahukan kau, dirumah mungil ini hanya kita bertiga, saya, kau dan bunda, kita belum menemukan orang yang tepat untuk membantumu dan bunda dirumah. Karena itu terkadang saya menemukan bundamu tak makan seharian karena kau tak sekejappun melepaskan bunda dari pandanganmu. Bunda tak mau membawa serta dirimu ke dapur, karena untuk balita seusiamu, dapur masih menjadi zona yang tak aman untukmu.
Sekarang usiamu 1 tahun 2 bulan, masa dimana kau sedang lucu-lucunya.
Kata dokter spesialis tumbuh kembang yang juga temannya Eyang Putri-mu. Kau tumbuh dengan sehat, pertumbuhanmu bahkan melampaui anak-anak lain sesusiamu. Moga kau selalu sehat lahir dan batin putriku, dan tumbuh menjadi putri yang sholehah, yang taat kepada Allah dan kepada kedua orang tuanya.
Pagi ini saya sedikit tergesa berangkat ke kantor,sebelum berangkat terlebih dahulu memberikan sedikit "arahan" untukmu dan bunda, tentang jalanan mana saja yang sebaiknya kalian pilih sebagai rute yang aman bila ingin bepergian hari ini.
Makassar hari ini kembali memanas jelang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada April mendatang. Siang ini diberbagai lokasi mahasiswa sudah berunjuk rasa memblokir jalan dan menyandera kendaraan untuk dijadikan panggung orasi. Saya tak ingin kau dan bunda terjebak dalam kemacetan ataupun dalam kepungan unjuk rasa yang berpotensi anarkis.
Beberapa hari lalu, unjuk rasa didepan kampus Universitas Hasanuddin menolak kenaikan harga BBM berujunga narkis, massa merusak mobil tangki Pertamina dan mobil plat merah, juga membakar sebuah mobil perusahan minuman yang melintas. Tak hanya itu, mereka juga menjarah truk pengangkut tabung elpiji, dan membagi-bagikannya pada pengguna jalan.
Sebenarnya apapun alasannya, aksi anarkis yang merugikan orang lain tentu tak bisa dibenarkan. Tapi begitulah gambaran situasi saat ini, pemerintah yang bebal dan rakyat yang frustasi makanya muncullah anarki dan vandalisme. Padahal negeri kita ini kaya raya dengan sumber daya alamnya, sayangnya kita tak pernah merdeka menentukan nasib kita sendiri, karena pemerintah kita banci, dan menghamba pada kapitalisme asing.
Kalaupun harga BBM ini naik, mungkin bagi kita dampaknya tak begitu terasa, tapi bagaimana dengan mereka yang taraf hidupnya jauh lebih rendah, kesulitannya akan semakin berlipat ganda.
Hari ini, tak hanya polisi, tapi para prajurit TNI juga sudah mulai disiagakan menjaga kota, kendaran-kendaraan lapis baja juga sudah disiapkan, dan para mahasiswa terus membakar ban,menyandera mobil dan memblokir jalan.
Mari kita berdoa untuk mereka yang sedang berada di jalanan saat ini, siapapun mereka, apakah itu mahasiswa, sopir angkot, polisi, tentara, para tukang becak, pekerja SPBU, para sopir tangki mobil Pertamina, semoga mereka semua selalu dilindungi, semoga tidak ada darah yang tumpah untuk kebijakan bodoh dari para pemimpi negeri......

Makassar, 26 Maret 2012 - 10.00

Tahun Pertama Zee

Selamat ulang tahun yang pertama putriku Azeeta Sasmaya
Tak ada hal yang paling membahagiakan bagi ayah dan bunda selain melihatmu tumbuh dengan sehat, lahir dan batin. Kami mencintaimu, karena itu kami tak akan pernah berhenti mendoakanmu......

Makassar, 9 Januari 2012