Jelang Satu April

Lama membiarkan rumahwaktu ini kosong, meski sebetulnya banyak yang ingin saya ceritakan. Tentu saja dari semua cerita itu, yang paling menarik adalah bercerita tentangmu putriku. Diantara banyak hal yang paling menyenangkan adalah, ketika pulang kerja dan menemukan senyum kecil merekah dari bibir mungilmu, yang menyambutku begitu pintu rumah terbuka.
Belakangan ini kita tak pernah lagi menonton pagi bersama, selain karena cuaca yang kurang bersahabat, saya juga sedang tak begitu sehat akibat flu. Semoga flu ini tak menular kepadamu dan bunda, cukup sampai di saya. Tapi bila cuaca baik dan saya libur kerja, kita bisa kembali menonton pagi dari teras rumah, tentu sambil menunggu tukang sayur lewat. Ini juga salah satu kesempatan untuk mengalihkan sejenak perhatianmu dari bunda.
Tahukan kau, dirumah mungil ini hanya kita bertiga, saya, kau dan bunda, kita belum menemukan orang yang tepat untuk membantumu dan bunda dirumah. Karena itu terkadang saya menemukan bundamu tak makan seharian karena kau tak sekejappun melepaskan bunda dari pandanganmu. Bunda tak mau membawa serta dirimu ke dapur, karena untuk balita seusiamu, dapur masih menjadi zona yang tak aman untukmu.
Sekarang usiamu 1 tahun 2 bulan, masa dimana kau sedang lucu-lucunya.
Kata dokter spesialis tumbuh kembang yang juga temannya Eyang Putri-mu. Kau tumbuh dengan sehat, pertumbuhanmu bahkan melampaui anak-anak lain sesusiamu. Moga kau selalu sehat lahir dan batin putriku, dan tumbuh menjadi putri yang sholehah, yang taat kepada Allah dan kepada kedua orang tuanya.
Pagi ini saya sedikit tergesa berangkat ke kantor,sebelum berangkat terlebih dahulu memberikan sedikit "arahan" untukmu dan bunda, tentang jalanan mana saja yang sebaiknya kalian pilih sebagai rute yang aman bila ingin bepergian hari ini.
Makassar hari ini kembali memanas jelang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada April mendatang. Siang ini diberbagai lokasi mahasiswa sudah berunjuk rasa memblokir jalan dan menyandera kendaraan untuk dijadikan panggung orasi. Saya tak ingin kau dan bunda terjebak dalam kemacetan ataupun dalam kepungan unjuk rasa yang berpotensi anarkis.
Beberapa hari lalu, unjuk rasa didepan kampus Universitas Hasanuddin menolak kenaikan harga BBM berujunga narkis, massa merusak mobil tangki Pertamina dan mobil plat merah, juga membakar sebuah mobil perusahan minuman yang melintas. Tak hanya itu, mereka juga menjarah truk pengangkut tabung elpiji, dan membagi-bagikannya pada pengguna jalan.
Sebenarnya apapun alasannya, aksi anarkis yang merugikan orang lain tentu tak bisa dibenarkan. Tapi begitulah gambaran situasi saat ini, pemerintah yang bebal dan rakyat yang frustasi makanya muncullah anarki dan vandalisme. Padahal negeri kita ini kaya raya dengan sumber daya alamnya, sayangnya kita tak pernah merdeka menentukan nasib kita sendiri, karena pemerintah kita banci, dan menghamba pada kapitalisme asing.
Kalaupun harga BBM ini naik, mungkin bagi kita dampaknya tak begitu terasa, tapi bagaimana dengan mereka yang taraf hidupnya jauh lebih rendah, kesulitannya akan semakin berlipat ganda.
Hari ini, tak hanya polisi, tapi para prajurit TNI juga sudah mulai disiagakan menjaga kota, kendaran-kendaraan lapis baja juga sudah disiapkan, dan para mahasiswa terus membakar ban,menyandera mobil dan memblokir jalan.
Mari kita berdoa untuk mereka yang sedang berada di jalanan saat ini, siapapun mereka, apakah itu mahasiswa, sopir angkot, polisi, tentara, para tukang becak, pekerja SPBU, para sopir tangki mobil Pertamina, semoga mereka semua selalu dilindungi, semoga tidak ada darah yang tumpah untuk kebijakan bodoh dari para pemimpi negeri......

Makassar, 26 Maret 2012 - 10.00