Ramadan Tahun Ini

Kita sudah dekat di penghujung ramadan kali ini, kita telah berusaha menjalani ibadah puasa ini dengan segenap keimanan yang kita miliki, persoalan berapa nanti nilai yang akan kita dapat dari ibadah suci ini, itu sepenuhnya hak prerogatif Allah, Dzat yang Maha Berkuasa Atas Segala Sesuatunya.
Kalaupun saya ingin jujur menakar-nakar kualitas ibadah kita dibulan ramadan tahun ini, rasanya belum banyak kemajuan yang kita capai dalam hal ibadah, kesibukan kita pada hal-hal yang keduniawian kerap membuat prioritas ibadah sering kita tempatkan pada urutan kesekian.
Seperti yang pernah kau bilang kepadaku beberapa malam lalu, ibarat tingkat pendidikan, maka kualitas ibadah kita sejatinya masih jalan di tempat, barangkali kita belum juga lulus di tingkat sekolah dasar, bahkan hingga kita mengoleksi usia kepala tiga sekarang ini. Sementara kita harus menyiapkan diri dengan baik, bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk menjadi contoh teladan yang baik untuk Zee.
Kemarin saya baru mengedit berita si Itol, tentang anak-anak tunanetra yang berhasil khatam al Quran berkali-kali selama ramadan, meski mereka mengaji dengan al Quran braille, dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Sangat jauh bila dibandingkan dengan kita yang memiliki kesempurnaan fisik, bahkan sampai di penghujung ramadan ini, kita masih membutuhkan seratusan lebih halaman lagi bila kita ingin khatam al Quran. 
Semoga nanti kita masih dipertemukan pada ramadan tahun depan, semoga kita masih diberikan banyak kesempatan untuk berbenah, setidaknya bisa meningkatkan grade ibadah kita, dari tingkat ibadah kelas sekolah dasar, menjadi ibadah para akadimisi, para profesor.

*****

Saat ini,kita juga tengah sibuk menyiapkan rencana mudik lebaran ke Tidore, ini adalah kali pertama kau dan Zee ke Tidore. Kita akan pulang pada tanggal 17 Agustus nanti, tepat di hari ulang tahun Ayah, semoga kedatangan kita bersama Zee ini bisa menjadi kado spesial untuknya, karena Zee adalah satu-satunya cucu yang belum pernai ia temui.
Selain itu semoga mudik ini juga menjadi penebus rasa bersalah saya, karena sejak merantau di Makassar, meski saya sering pulang ke Tidore menjenguk ayah, tapi saya sesungguhnya tak pernah melewati ramadan ataupun idul fitri bersama ayah dalam 14 tahun terakhir.....

Makassar, 15 Agustus 2012 - 11.11 wita