Kenalkan...Ini Ayah Nak..!

Kau menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya, sambil sesekali menoleh ke arah bunda yang tersenyum geli melihat tingkahmu. Mungkin kau ingin meminta penjelasan bunda, "siapa sih pria dengan wajah penuh kumis dan jenggot tipis yang mencium-ku sedari tadi?? membuat gatal kulit lembutku, juga membuatku kaget karena terbangun dan menemukannya tidur disampingku ??".
" kenalkan..ini ayah nak..hehe.." begitu kataku, sedikit getir rasanya mengucapkan itu, tapi saya terus memeluk dan menciummu, tak peduli itu mengganggu kenyamananmu pagi ini yang sedang asik menghisap jari-jari kecilmu. Wajahku mungkin terasa asing bagimu putriku, sebab ayah tak ada bersamamu ketika kau mulai melihat dunia dengan dua mata indahmu.
Ayah datang ini nak...meski hanya empat hari, kita berterima kasih kepada teman-teman ayah dikantor yang telah berbaik hati dan mau bertukar jadwal libur dengan ayah. Tentu saja empat hari ini akan terasa sangat singkat, tak cukup untuk mengobati rindu tiga bulan berpisah denganmu. Tapi tak apalah, setidaknya ayah bisa menemuimu dan bunda, memelukmu, mendegar langsung tawa dan tangismu, bukan lagi melalui video-video pendek yang selalu dikirimkan bunda.
Hmmm..benar kata bunda, kau makin gede, makin berat kalau digendong hehe..., tapi menggendongmu dan menyanyikan beberapa bait lagu hingga kau tertidur adalah hal yang menyenangkan. Meski ayah tak pintar bernyanyi, dengan kualitas vokal yang pas-pasan, lagu yang dinyanyikan juga hanya itu-itu saja, bahkan dengan bait-bait lagu yang tak pernah lengkap. Setidaknya ayah telah berusaha sebaik mungkin untuk menghiburmu.
Pagi ini, kita berdua diruang tengah, kau menemani ayah menulis di blog ini, tidur rebahan disamping ayah. Nanti bila kau sudah pintar membaca, ayah akan tunjukkan padamu, bagaimana membuka blog ini dan menemukan banyak catatan-catatan tentang kita putriku...:)

Surabaya, 30 Mei 2011 - 09.00

sakit

Rasanya saya mulai kelelahan, sudah jauh sekali mendorong si Freddy, tapi belum ada satupun tukang tambal ban yang terlihat, sementara sudah tiga tempat tambal ban yang dilewati semuanya tutup. Untungnya ini malam, jadi tak terlampau panas, tapi tetap bikin keringetan. Pesan dokter minggu lalu itu langsung terngiang-ngiang di telinga, sepertinya saya sudah melanggar nasehatnya dengan berolah raga malam tanpa sengaja ini.
" ingat, ini typus, jangan terlalu capek, jangan dulu olah raga " begitu kata dokter sepuh itu saat memutuskan saya sudah boleh meninggalkan rumah sakit setelah dirawat selama seminggu.
Saya terus mendorong Freddy dengan perasaan sedikit kesal, tapi tetap menghibur diri supaya sabar. Sementara dibelakang, kulihat Dilla, sepupuku yang kecil berjalan lemas, ketinggalan jauh dari saya. Dilla tak mau naik becak duluan pulang kerumah, lebih memilih menemaniku jalan kaki sambil mendorong Freddy. Jarang-jarang si Freddy rewel macam begini, ban belakangnya bocor di dua tempat, saat saya menjemput Dilla dirumahnya tante Beby.
Saya sedikit mencemaskan kondisi kesehatan, setelah minggu lalu di opname tujuh hari gara-gara typus. Seumur-umur ini pertama kalinya kena typus, saya juga ingat mas Kabul, mantan atasan di Metrotv dulu, yang selalu bilang "kayaknya belum lengkap jadi wartawan kalau belum kena typus bud, gua sudah dua kali masuk rumah sakit". Akhirnya kali ini saya opname karena typus, ini opname yang kedua kalinya sejak bekerja sebagai jurnalis televisi, pertama tahun 2006 gara-gara maag, dan sekarang yang kedua gara-gara typus, semuanya penyakit yang berhubungan dengan lambung.
Hari ini memang sedikit melelahkan, sebelum acara mendorong Freddy ini, tadi seharian live report dari dua lokasi wisata ditempat berbeda, kabar siang di Taman Nasioanal Bantimurung Kabupaten Maros, dan kabar petang di pantai Tanjung Bayang kota Makassar. Yah, begitulah pekerjaan ini, saya menyukainya, meski lucu juga rasanya, kami tak bisa ikut menikmati masa libur panjang empat hari dihari kejepit nasional, karena sibuk bekerja untuk meliput orang-orang yang sedang menikmati liburan bersama keluarganya hehe...

Makassar, 16 Mei 2011 - 10.00

"Bunda dan zee...doakan ayah bisa benar-benar sehat 100 persen, biar rencana mengunjungi kalian bulan ini tak tertunda lagi. Salam rindu buat kalian berdua..:)"

sekolah

Kau duduk di kursi goyang kecil itu,dengan rupa-rupa macam ekspresi di wajahmu. Dari video berdurasi pendek yang dikirim bunda, ayah menyimpulkan itu adalah ekspresi kenyamanan yang luar biasa. Kata bunda, " ayah !, ini kok seperti ekspresi juragan beras yaa " ujar bundamu bercanda sambil tertawa renyah. Hahaha..kau boleh berekspresi sesukamu, yang jelas kau terlihat bahagia putriku, dan itu membuat ayah dan bunda semakin bersemangat mengarungi waktu bersamamu.
Kursi goyang khusus bayi itu dibelikan eyang putri untukmu, karena kereta bayi yang biasa kau pakai bersantai terasa semakin sempit, apalagi bila tangan dan kaki mungilmu itu mulai menari saat kau direbahkan diatas kereta. Oya, bukan hanya kursi goyang, rupanya bunda juga membelikanmu sebuah kursi mandi !.
Wah seperti apa yah kursi mandi? ayah tak pernah melihatnya nak, maklumlah, ayahmu ini pada masa kecilnya dulu lebih akrab dengan ember besar, dengan model dudukan mirip belahan pantat disalah satu sisinya, bila tak salah ingat, ember mandi ayah itu berwarna pink,hehe.., ember dengan bentuk memanjang itu kalau tak salah juga diwariskan kepada Nana, adik ayah yang bungsu.
Bunda bercerita, kau semakin gede, makin lincah bergerak, hingga membuat bunda nyaris tak kuat menggendongmu, apalagi saat memandikanmu di dalam ember itu, terlalu berat menopang tubuhmu hanya dengan satu tangan. Bunda juga mengirim foto-fotomu saat pertama kali mandi dikursi itu, kau tertawa renyah, dengan kepala yang penuh busa sabun. Fotomu itu membuat ayah semakin rindu kepadamu dan bunda.
Kemarin, ayah dan bunda bercerita tentang masa depan pendidikanmu. Kami ingin kau mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas, yang tidak hanya mengajarkan bagaimana cara mendapatkan ilmu yang mensejahterakan dirimu, tapi juga sekolah yang mengajarkanmu bagaimana peduli kepada sesama. Sekolah yang tidak hanya mengasah akal pikiranmu, tapi juga sekaligus mengasah hati nuranimu.
Zee putriku, hari ini 2 Mei, hari pendidikan nasional. Di jalanan banyak orang berunjuk rasa menuntut pemerintah mewujudkan pendidikan yang merata dan berkeadilan untuk seluruh lapisan rakyat. Mereka protes, karena untuk sekolah yang baik, biayanya semakin mahal dan hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang berada. Sementara orang miskin boleh menikmati sekolah, tapi jangan banyak berharap dengan kualitas pendidikan yang baik.
Di negara kita ini, masih banyak anak-anak yang harus menyeberang sungai deras untuk sampai ke sekolah, dan lebih banyak lagi yang bernaung disekolah rusak dengan atap bocor dan rapuh, bahkan ada juga yang terpaksa belajar dibekas kandang bebek. Ironisnya para pejabat kita makin tak malu melakukan korupsi, lebih suka plesiran ke luar negeri menghabiskan uang negara, atau membuat bangunan-bangunan megah yang mubazir daripada memperbaiki sekolah-sekolah rusak untuk anak-anak penerus bangsa ini.
Semoga nanti bila kau dewasa, keadaan sudah jauh lebih baik dari hari ini. Tapi kau tak perlu khawatir, seperti apapun keadaannya, ayah dan bunda akan bekerja keras untuk masa depanmu, kita akan membangun masa depan dengan tangan kita sendiri. Jangan pedulikan para pejabat yang tak amanah itu, sebab ayah yakin, tak lama lagi mereka segera mendapat balasan yang setimpal.

Makassar, 2 Mei 2011 - 12.00