Kau duduk di kursi goyang kecil itu,dengan rupa-rupa macam ekspresi di wajahmu. Dari video berdurasi pendek yang dikirim bunda, ayah menyimpulkan itu adalah ekspresi kenyamanan yang luar biasa. Kata bunda, " ayah !, ini kok seperti ekspresi juragan beras yaa " ujar bundamu bercanda sambil tertawa renyah. Hahaha..kau boleh berekspresi sesukamu, yang jelas kau terlihat bahagia putriku, dan itu membuat ayah dan bunda semakin bersemangat mengarungi waktu bersamamu.
Kursi goyang khusus bayi itu dibelikan eyang putri untukmu, karena kereta bayi yang biasa kau pakai bersantai terasa semakin sempit, apalagi bila tangan dan kaki mungilmu itu mulai menari saat kau direbahkan diatas kereta. Oya, bukan hanya kursi goyang, rupanya bunda juga membelikanmu sebuah kursi mandi !.
Wah seperti apa yah kursi mandi? ayah tak pernah melihatnya nak, maklumlah, ayahmu ini pada masa kecilnya dulu lebih akrab dengan ember besar, dengan model dudukan mirip belahan pantat disalah satu sisinya, bila tak salah ingat, ember mandi ayah itu berwarna pink,hehe.., ember dengan bentuk memanjang itu kalau tak salah juga diwariskan kepada Nana, adik ayah yang bungsu.
Bunda bercerita, kau semakin gede, makin lincah bergerak, hingga membuat bunda nyaris tak kuat menggendongmu, apalagi saat memandikanmu di dalam ember itu, terlalu berat menopang tubuhmu hanya dengan satu tangan. Bunda juga mengirim foto-fotomu saat pertama kali mandi dikursi itu, kau tertawa renyah, dengan kepala yang penuh busa sabun. Fotomu itu membuat ayah semakin rindu kepadamu dan bunda.
Kemarin, ayah dan bunda bercerita tentang masa depan pendidikanmu. Kami ingin kau mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas, yang tidak hanya mengajarkan bagaimana cara mendapatkan ilmu yang mensejahterakan dirimu, tapi juga sekolah yang mengajarkanmu bagaimana peduli kepada sesama. Sekolah yang tidak hanya mengasah akal pikiranmu, tapi juga sekaligus mengasah hati nuranimu.
Zee putriku, hari ini 2 Mei, hari pendidikan nasional. Di jalanan banyak orang berunjuk rasa menuntut pemerintah mewujudkan pendidikan yang merata dan berkeadilan untuk seluruh lapisan rakyat. Mereka protes, karena untuk sekolah yang baik, biayanya semakin mahal dan hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang berada. Sementara orang miskin boleh menikmati sekolah, tapi jangan banyak berharap dengan kualitas pendidikan yang baik.
Di negara kita ini, masih banyak anak-anak yang harus menyeberang sungai deras untuk sampai ke sekolah, dan lebih banyak lagi yang bernaung disekolah rusak dengan atap bocor dan rapuh, bahkan ada juga yang terpaksa belajar dibekas kandang bebek. Ironisnya para pejabat kita makin tak malu melakukan korupsi, lebih suka plesiran ke luar negeri menghabiskan uang negara, atau membuat bangunan-bangunan megah yang mubazir daripada memperbaiki sekolah-sekolah rusak untuk anak-anak penerus bangsa ini.
Semoga nanti bila kau dewasa, keadaan sudah jauh lebih baik dari hari ini. Tapi kau tak perlu khawatir, seperti apapun keadaannya, ayah dan bunda akan bekerja keras untuk masa depanmu, kita akan membangun masa depan dengan tangan kita sendiri. Jangan pedulikan para pejabat yang tak amanah itu, sebab ayah yakin, tak lama lagi mereka segera mendapat balasan yang setimpal.
Makassar, 2 Mei 2011 - 12.00
No comments:
Post a Comment