Kiriman Dari Surga Itu Bernama Jaguar

Saya membaca sekali lagi, kisah dari John dan Edna Massimilla, dari buku Chicken Soup For The Unsikable Soul. Sepasang suami istri yang pada tahun 1954 menempuh sebuah perjalanan yang hening dan menyedihkan,setelah memutuskan  membawa Ruth 18 bulan, putri bungsu mereka yang cacat untuk dititip ke sebuah Panti Rehabilitasi Anak Cacat.
Dalam perjalanan, Edna memecah keheningan dengan menyetel radio mobil, tiba-tiba terdengar suara mantan teman kelasnya dulu, seorang anak yang terlahir tanpa kaki, yang kini menjadi seorang ketua sebuah organisasi para penyandang cacat. Teman Edna itu bercerita tentang percakapan masa kanak-kanaknya bersama ibunya.
Kata sang Ibu: " Ketika tiba waktunya bagi seorang anak cacat lain untuk dilahirkan, Tuhan dan para penasihatnya mengadakan sidang khusus, untuk memutuskan kemana anak ini akan di kirim. Anak ini harus di kirim pada keluarga yang tepat, keluarga yang akan menyayanginya. Nah,tahukah kau? keluarga kitalah yang menjadi salah satu pilihanya..."
Mendengar kisah di Radio itu,mata Edna berkaca-kaca menahan tangis,dan berkata pada suaminya, "Kita pulang saja !!". Edna membelai wajah mungil Ruth,memandangnya sebagai simbol ketidak bersalahan yang indah. Malam itu, Edna terbangun pukul 3 dini hari, dan menuliskan sebuah puisi untuk Ruth

******

Saya menulis ulang kisah John dan Edna ini, karena saya teringat dengan bayi Jaguar, begitu orang-orang di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar menyebutnya, seorang bayi laki-laki yang lahir dengan kelainan fisik bentuk kepalanya lebih kecil dari tubuhnya. Kata para perawat, Jaguar menderita microsefalus
Para perawat bercerita, suatu hari, lima bulan yang lalu, seorang pria datang membawa bayi itu, katanya bayi ini dirujuk dari sebuah rumah bersalin di kota Makassar. Lalu saat bayi itu diterima dan pihak rumah sakit meminta identitas laki-laki itu, katanya ia lupa membawa identitas, dan meminta izin untuk pulang mengambilnya. Namun sejak saat itu, ia tak pernah kembali. Para perawat itu hanya ingat, laki-laki itu menyebut nama bayi itu dengan "Jaguar".
Bayi Jaguar, saat ini hidup dari belas kasih para perawat di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar, mereka bergantian menjaganya sesuai dengan shift kerja para perawat. Tak jarang, para perawat yang baik hati ini membawa Jaguar berkeliling disekitar ruang perawatan sambil memantau perkembangan bayi lain yang dirawat di tempat itu. Sesekali, mereka akan membawa Jaguar pulang ikut kerumah, atau membelikan baju dan susu untuk kebutuhan Jaguar. Para perawat ini hanya berharap, kelak orang tua bayi Jaguar ini akan kembali menjemput putra mereka, meski dengan kondisi yang cacat.
Jika sekiranya benar ada sidang khusus diatas sana, untuk memutuskan kemana bayi Jaguar ini akan dikirim, adakah yang salah dalam putusan sidang yang diambil di singgasana langit?, apakah bayi Jaguar telah dikirim ke orang tua yang salah?. Entahlah, saya tak bisa menjawabnya, saya pun tak bisa membayangkan bagaimana bila saya yang berada dalam posisi seperti ibu dan ayah bayi Jaguar. Saya hanya sedih mendengar kabar ini, benar-benar sedih melihat rekaman liputan tentang bayi Jaguar.
Seminggu ini, di RS.Wahidin Sudirohusodo Makassar, saya menemukan ada dua kisah yang bertolak belakang tentang bayi-bayi yang "dikirim" dari langit itu. Beberapa hari lalu dalam liputan live, saya dan teman-teman tvone menangkap momen bahagia penuh haru, atas kembalinya bayi Suci Almadinah kedalam pelukan kedua orang tuanya, setelah diculik selama tiga hari dari ruang perawatan anak.
Hari ini saya menemukan kisah lain yang sangat berbeda, tak seperti bayi Suci Almadinah, bayi Jaguar ini, ia meringkuh sepi diatas pembaringan, karena ditinggal pergi kedua orang tuanya, semoga ia tumbuh dengan sehat, semoga ia kuat seperti namanya...Jaguar !!

Makassar, 7 November 2012 - 19.30

[thanks to @AnchuMaarif, yang sudah membuat liputan tentang "bayi Jaguar", sesuatu yang mengoyak sisi hati kita yang paling terdalam]

 *****


Anak Dari Surga

Sebuah sidang tengah berlangsung nun jauh diatas Bumi,
 " Sudah waktunya untuk sebuah kelahiran lagi" Lapor para malaikat kepada Tuhan di singgasana
"Kali ini seorang anak istimewa yang akan memerlukan banyak kasih
Kemajuannya mungkin sangat lambat
Keberhasilannya mungkin tidak tampak
Dan ia akan memerlukan perawatan ekstra dari orang-orang yang ditemuinya dibawah sana.
Ia mungkin tidak berlari atau tertawa atau bermain,
Pikirannya mungkin sangat jauh.
Dalam banyak hal ia tidak mampu menyesuaikan diri,
 dan ia akan disebut anak cacat.
Maka kita perlu berhati-hati tentang kemana ia akan dikirim. 
Kita ingin hidupnya berkecukupan
Kami mohon Tuhan, carikan orang tua yang bersedia melakukan tugas khusus-Mu.
Mereka tidak langsung sadar, tentang peran yang dipercayakan kepada mereka.
Tapi, dengan di anugerahi anak ini dari atas,
Makin kuat iman mereka, dan makin kaya kasih mereka. 
Dan segera mereka akan tahu hak istimewa yang mereka terima
 dalam merawat anugerah dari surga ini.
 Anak yang begitu lemah dan lembut, sesungguhnya anak yang istimewa dari surga. [Edna Massimilla 1954]