Peternakan Si Meong

Saya tak pernah tuntas menceritakan kepadamu kisah Si Meong dan peternakannya dari buku berbahan dasar kain yang dibelikan bunda untukmu. Biasanya baru pada halaman pertama saya menunjukkan gambar seekor sapi di kandang si Meong, kau dengan penuh semangat memotong ceritaku dan mencabut tempelan gambar sapi pada halaman buku itu.
Biasanya juga, kau akan merebut bukunya dari tanganku, lalu membolak balik buku dan mengeluarkan semua tempelan gambar binatang disetiap halaman buku, sambil mengeluar banyak ocehan bahasa balita dari mulut mungilmu, saya bisa mengerti, mungkin itu semacam caramu mengekspreasikan sesuatu yang kau sukai, atau mungkin kau sedang asyik dengan imaginasimu sendiri tentang kisah dalam buku kain " Peternakan si Meong" .
Bila seluruh gambar tempelan ternak si Meong mulai berserakan diruang tengah itu, tercecer dikamar, dibawah kursi atau tertempel di sekitar pampersmu, saya mulai mengajakmu untuk menyimak hal lain, misalnya dengan menonton televisi.
Kesukaanmu adalah siaran televisi yang menampilkan lagu lagu dengan irama menghentak, ahhaaa…kau akan berdiri sangat dekat dengan televisi, menggoyang goyang pantatmu, meliuk-liukkan jemarimu untuk menari mengikuti irama musik, dan saya pasti tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucumu.

Si Meong memiliki sejumlah ternak, ada sapi, kuda, domba, bebek dan juga ayam, hmmm....sepertinya dari semua hewan itu, baru ayam yang pernah saya perlihatkan kepadamu secara langsung :(,  kau kerap berteriak-teriak kegirangan bila mereka melintas didepan rumah sambil mematuk-matuk jalanan basah. Masih banyak satwa lainnya yang perlu kau tahu, bukan hanya sekedar melihat mereka di buku atau di televisi
Kota kita ini tak punya kebun binatang putriku atau sebuah taman luas dengan berbagai habitat yang menarik. Disini lebih banyak belantara beton yang membuat gerah, kota-kota besar terkadang pelit untuk menyisakan banyak ruang bagi pepohonan dan taman. Saya sebetulnya ingin mengajakmu melihat lingkungan dengan lebih dekat, daripada sekedar mondar mandir di Mall dan sejenisnya menemani kami belanja kebutuhan bulanan.
Sebetulnya pemerintah sedang membangun sebuah taman dengan konsep menggabungkan kawasan wisata air dan kebun binatang, lokasinya tak jauh dari rumah kita putriku, hanya saja proyek itu dibangun diatas situs sejarah yang semestinya dilestarikan, bukan digadaikan demi nilai rupiah dari sebuah proyek prestisius.
Mungkin mereka pikir sejarah hanyalah potongan kenangan yang tak mesti harus selalu diingat, masa lalu adalah sesuatu yang jauh, karena satu detik yang telah berlalu tak akan pernah kembali. Saya kurang sepakat dengan itu, sejarah adalah jati diri, sejarah adalah identitas, sesuatu yang akan menjelaskan siapa kita dan dari mana kita berasal.  
Tadi saya berangkat sangat pagi ke kantor, kau dan bunda masih terlelap didalam kelambu, telah saya rapikan ternak-ternak si Meong yang berserakan di ruang tengah, juga mainan lainnya yang kumasukkan ke kotak penyimpanan. Saya meletakkannya dilaci meja televisi, saya tau, sebentar lagi kau bangun, dan mulai membuka buku si Meong dan mengeluarkan ternak-ternaknya yang tertempel rapi di dalam buku itu.
Tak apa putriku, saya tak akan pernah bosan merapikannya, silahkan kau bermain sepuasnya. Nanti  saya juga akan mengajarkan kepadamu, bagaimana caranya merapikan mainan dan meletakkannya di kotak penyimpanan.Oya, kau tak perlu takut bila mainanmu rusak, kau boleh berkreasi sesuka hatimu dengan semua mainan yang kami berikan untukmu, karena kami tak ingin menggangu petualangan imaginasimu dengan mainan-mainan itu.

Makassar, 15 April 2012 - 17.21