berpikir baik

Pikiran-pikiran itu sebenarnya adalah doa yang tak terucapkan, setiap kali kita berpikir, maka setiap itu pula kita sebenarnya sedang melafalkan doa-doa kita kepada Allah sang penguasa seisi semesta. Jika setiap detik kita berpikir, maka setiap detik itu pula kita sedang berdoa. Karena itu, mari selalulah berpikir tentang harapan-harapan, dan juga tentang kebaikan-kebaikan....:)

Makassar, 20 November 2009 - 09.00 wita

donat mahal

Saya akhirnya membeli donat dengan merek terkenal itu, 3 kotak besar plus 1 kotak sedang. Semestinya saya harus membeli 4 kotak besar donat, tapi saya tak punya lagi uang cash, kecuali jika menunggu sampai besok untuk penarikan tunai di bank. Tapi tak ada waktu lagi, sebab besok pagi-pagi sekali Nana sudah pulang, dan donat-donat ini harus segera menjadi oleh-oleh buat orang rumah di Tidore.
Lalu dengan repot dan bercampur bahagia, saya membawa pulang kotak-kotak donat itu bersama si Freddy, motor semata wayangku. Empat kotak donat di tangan kiri, dan setir motor di tangan kanan, saya butuh energi dan juga konsentrasi lebih untuk sampai di rumah. "Ini donat mahal, enak sekali, dikirim sama Ko Budi dari Makassar" , begitu kira-kira saya membayangkan komentar ponakan-ponakanku itu.

*****
Ada sms dari adik-ku Nana, katanya kiriman donat sudah sampai di tujuan. Dengan penuh semangat sayapun menelpon mereka, dan berikut ini komentar mereka tentang oleh-oleh donat mahal itu...

Asil dan Hilya :
" manis sekali..ini dikasi apa diatasnya?? lebih enak donat bikinan Mama!!"
Uni Nini :
" makasih kirimannya, tapi coklat di donatnya terlalu banyak, Dzikra dan Asraf gak bisa kalau terlalu banyak coklat.."
Ayah :
" belum dimakan.., baru lihat donatmu saja, kolesterol Ayah langsung naik.."

Jadi begitulah, donat mahal yang menurutku punya cita rasa tinggi itu, ternyata "kalah enak dari donat bikinan Mama!" mengutip komentar dua ponakanku Asil dan Hilya. Dan bisa menjadi sumber penyakit dalam pandangan Ayah. Padahal, untuk orang-orang seperti saya, yang tinggal di kota besar dan dikepung dengan berbagai pencitraan semu dari iklan-iklan yang berseliweran, donat-donat dan juga produk-produk makanan lainnya, barangkali tidak lagi menjadi sekedar makanan belaka, tapi menikmatinya juga menjadi bagian dari gaya hidup.
Ah, semoga saja para ponakanku yang lucu dan menggemaskan itu, akan selalu lebih menyukai donat dan juga masakan Mama mereka sendiri, sebab itu jauh lebih baik, juga lebih sehat tentunya. Hhmmm...Saya jadi ingat komentarmu, saat saya putuskan membeli donat itu sebagai oleh-oleh. Katamu ketika itu :
" Mas...setahuku, itu adalah donat yang paling tinggi bahan pengawetnya...", dan saya dengan tololnya bilang : " Gak apa, kan tidak sering-sering mereka makan donat enak seperti ini..."

Makassar, 10 November 2009 - 08:00 wita