kupu-kupu dan jalanan pulang

Maret ini, my lovely Zee...dia sudah berumur dua bulan. Jangan lupa, tiap hari kirimin saya foto terbarunya, sebab hanya itu yang bisa mengobati rinduku pada kalian. Kau hebat, karena selalu menemukan moment yang tepat untuknya, saat ia tersenyum, tertawa, menangis, mengantuk, hingga ekspresi lucu ketika bersin.
Hmm...malam ini saya punya cerita untukmu. Sebentar lagi musim panen tiba, sawah-sawah di belakang kompleks perumahan mulai menguning. Dan semalam, saya menemukan se-ekor kupu-kupu kecil bersayap putih yang terbang menari di kamar mandi. Kau tentu masih ingat, bahwa kita punya kenangan "manis" dengan kupu-kupu putih dari sawah yang baru di panen itu, hahaha....
Saya rindu Zee, tapi saya pikir memang sebaiknya Zee tak ke Makassar dulu, setidaknya hingga musim panen padi usai. Saya tak mau kupu-kupu itu menyakiti Zee, seperti yang telah dilakukannya kepada kita dulu, hampir setahun yang lalu ketika kita terpaksa mengungsi dari rumah, dengan badan yang gatal penuh bentol dan bintik merah. Biasanya kupu-kupu itu cantik dan lucu, seperti pada lagu anak-anak itu, tapi kau tentu sepakat denganku, bahwa kupu-kupu yang satu ini sama sekali tak lucu hehe....
Itu yang pertama, cerita kedua adalah, beberapa malam yang lalu, saya dan Freddy, motor semata wayangku itu terperosok di lubang jalanan dan jatuh dengan "sukses". Mestinya itu tak perlu terjadi, bila saya tak mengantuk. Soal mengantuk ini, saya selalu nyaris tak bisa menahannya, bahkan sekalipun saat tengah menunggangi Freddy.
Jadi, rasanya tak perlu menyalahkan jalanan yang berlubang, toh dari dulu selalu begitu, jalanan pulang kerumah selalu dipenuhi dengan lubang-lubang. Meski setahuku jalanan itu baru saja di perbaiki. Mungkin karena hujan, mungkin karena campuran aspalnya yang kurang, atau bisa jadi karena kedua-duanya.
Saya sebetulnya tak ingin menceritakan ini kepadamu, saya tak ingin membuatmu cemas. Tapi memang rasanya tak ada yang perlu dicemaskan. Saya tak apa-apa, hanya sedikit lecet di telapak tangan. Tapi kasian si Freddy, kaca spion kanannya pecah, dan lepas dari tempatnya.
Malam itu, ada seorang pemuda baik yang menolong saya, ia berhenti dan turun dari motornya, lalu mengankat Freddy yang menindih kaki saya. Pemuda baik itu, saya berterima kasih padanya, meski tak sempat menanyakan nama, bahkan tak ingat wajahnya sama sekali karena jalanan yang gelap.
Pemuda misterius itu, ia membuat saya teringat dengan nasehat seorang teman kuliah dulu, " jangan suka menyakiti orang lain, jangan sampai mereka adalah orang-orang tak dikenal yang pernah menolongmu pada waktu yang lalu atau nanti pada masa yang akan datang".

Makassar, 13 Maret 2011 - 20.30