azeeta sasmaya

Saya menulis ini untukmu anakku, dan nanti akan lebih banyak lagi tulisan tentangmu disini. Kelak bila kau dewasa, semoga catatan-catatan ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat untukmu, setidaknya kau bisa mengerti betapa kami mencintaimu, dengan cinta yang tak bisa terdefinisikan sama sekali, tapi kau akan selalu merasakannya anakku.
Hari itu anakku, Minggu 9 Januari 2011, pukul 08.36 pagi, tangisan pertamamu melegakan banyak orang yang telah menanti kehadiranmu. Kau lahir normal, dengan berat 3,6 kg, dan panjang 51 cm, dengan tali pusat yang melingkar di tubuh mungilmu. Banyak yang bilang, dengan berat seperti itu kau terlalu besar untuk dilahirkan secara normal, tapi kenyataannya bunda melahirkanmu dengan normal, bukan dengan operasi cecar.
Menyaksikan proses kelahiranmu, adalah pengalaman tak terlupakan bagi ayah, ini adalah pertama kali ayah melihat proses kelahiran seorang bayi. Betapa sekujur tubuh bundamu gemetar, 12 jam lamanya ia berjuang melewati fase demi fase dari proses kelahiranmu, lalu detik-detik kelahiranmu adalah hidup dan mati bagi bundamu. Ayah semakin mengerti, mengapa Rasulullah menyebut surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Kelak bila kau dewasa nak, sayangi dan hormatilah bundamu, karena selain Allah Dzat yang menciptakanmu, tak ada lagi yang melebihi cinta seorang ibu.
Hari ketiga kau lahir, kami akhirnya membawamu pulang dari rumah sakit, sementara ini kau tinggal dulu bersama bunda dan eyang putri di Surabaya, sebab ayah belum berani membawamu ke Makassar dalam usia semuda ini. Kau butuh kekuatan fisik yang lebih baik, lagi pula bundamu akan lebih aman bersama eyang putri selama pemulihan pasca melahirkan.
Tanggal 22 Januari nanti waktu cuti ayah telah usai, Hhfff...entahlah nak, rasa-rasanya tak kuat berpisah lama-lama denganmu. Sejak kau lahir hingga hari ini, ayah banyak menghabiskan waktu hanya dengan memandangimu, melihat senyummu, tangismu, garis-garis wajahmu, jari-jari kecil tangan dan kakimu, setiap kedipan mata dan tarikan nafasmu, lalu semuanya terasa damai saat kau terlelap didekat bundamu.
Bila kau sudah cukup kuat, ayah akan mengajakmu ke tanah kelahiran ayah, di Tidore, sebuah pulau kecil di Maluku Utara. Kata kakek, ayah dari ayahmu ini, meski orang Tidore asli, tapi garis keturunanku berasal dari para pembawa syiar Islam asal Gresik Jawa Timur, yang diundang sultan Tidore sekitar abad ke 14. Para da'i asal tanah Jawa ini, kemudian di sebut orang-orang di Tidore dengan sebutan "Jawa Yuke" atau Jawa terdahulu. Kata kakekmu, para da'i ini kemudian menetap di Tidore dan menikah dengan orang-orang Tidore. Mungkin hanya kebetulan nak, kalau berabad-abad setelah itu ayah dipertemukan dengan bundamu, seorang perempuan berdarah Jawa.
Bundamu nak, ia orang Jawa Timur asli, yang lahir dan besar di Surabaya, dari garis keturunan orang-orang yang mencitai seni, terutama seni tari, kecintaan pada seni itu juga yang telah membawa bundamu melintasi beberapa negara. Nanti, bila kau suka, ayah akan minta bunda mengajarimu menari, semoga saat kau besar nanti bundamu masih tetap lincah memperagakan gerakan-gerakan tari kepadamu...:).
Nanti kita akan menetap di Makassar, sama-sama jauh dari tanah kelahiran ayah dan bundamu. Ayah bekerja disana, tak perlu khawatir nak, Makassar juga kota yang indah , tidak segalak berita-berita di televisi. Ayah sudah belasan tahun tinggal disana, sudah ayah siapkan juga sebuah rumah kecil untukmu, dan pastinya akan lebih bahagia bila bisa melihat pagi bersamamu dari teras rumah itu.
Lekas besar nak, tak ada yang lebih membahagiakan selain melihatmu tumbuh dengan sehat. Kami mencintaimu, dengan cinta yang jauh melebihi apa yang pernah kau pikirkan tentang cinta. Bila ada yang bertanya tentang namamu, katakan pada mereka, namamu "Azeeta Sasmaya" karena engkau adalah sekuntum mawar indah yang tumbuh di taman hati kami. ...

Surabaya, 12 Januari 2011 - 14.26

10 comments:

Emma said...

turut berbahagia atas kelahiran azeeta sasmaya, ka budi dan ka mesayu adalah madrasah terbaik untuknya :)

Yusran Darmawan said...

saya juga turut bahagia. tapi sekaligus ada sedih saat membayangkan apa yang terjadi nanti. saya takut pada detik-detik kelahiran anakku nanti, kemungkinan besar saya berada di negeri lain.

saya takut bila tidak sempat menyaksikan ajaibnya proses penciptaan manusia, merasakan langsung degup jantung sosok mungil yang darahnya adalah darahku dan darah kekasihku

budi said...

# Emma :trima kasih...moga azeeta jadi tumbuh sehat dan menjadi pembawa kebaikan...:)

#Bang Yos : sebaiknya bang Yos harus ada disisi istrinya abang saat dia melahirkan...itu perjuangan hidup dan mati. Ia butuh abang disisinya agar semuanya bisa terasa lebih lapang untuk dilalui...:)

Unknown said...

selamat untuk kelahiran lil princessnya kak...

semoga selalu menjadi yang terbaik untuk keluarga kecilta'..
aaamin Ya Rabb

eeduy haw said...

welkom azeeta sasmaya... kelak jgn mau jadi kayak bapakx yaa.... heheheh piss...

budi said...

#bilqis bahagia slalu : amieen..maksih untuk doanya...:)

#Paman Yudi : tenang...hanya2 hal-hal baik yang akan zeeta ikuti hehe.....

darmawati alimuddin said...

selamat kak budi...selamat kak budi..selamat..untuk adik kesil, selamat datang yah..;)semoga kehadiranmu selalu membawa bahagia dan kebaikan..amin..

budi said...

darma : iya makasih, moga dia jadi anak yang baik lahir dan batin...:)

Dwi Ananta said...

Selamat datang di bumi Azeeta Sasmaya semoga engkau tetap mengingat Sang Kekasih seiring dengan bertambahnya usiamu. Dan selamat untuk K’Budi karena telah diberi kepercayaan untuk memiliki dan membesarkan Azeeta. :)

budi said...

iya..makasih dweedy...:), moga kami amanah menjaga zeeta....