manohara

Ia berpidato di televisi pagi ini, sebagai pemimpin tertinggi di negeri berpenduduk 200 juta, barangkali ia berpikir perlu angkat bicara tentang kasus penyiksaan model cantik asal Indonesia, Manohara Odelia Pinot, oleh mantan suaminya, seorang pangeran dari negera bagaian Kelantan Malaysia.
Sebentar lagi pemilihan presiden, tapi saya tak ingin mencurigai niat baiknya berkomentar tentang Manohara, mungkin saja ia berbicara atas nama harga diri kebangsaan yang sudah terlalu sering dilecehkan oleh negara tetangga itu. Apalagi kasus Manohara sedang ramai menjadi perhatian publik, dan media di Indonesia memberikan porsi yang lumayan istimewa tentang Manohara.
Pagi ini, saya teringat dengan ribuan perempuan TKI yang tengah mengadu nasib di Malaysia. Banyak diantara mereka yang mengalami perlakuan sangat sadis dari majikannya, lalu pulang dalam kondisi cacat atau dengan gangguan mental akibat trauma. Bahkan tak sedikit yang akhirnya pulang ke tanah air dalam keadaan terbungkus dalam peti mati.
Mereka bukan siapa-siapa, hanya perempuan-perempuan biasa yang nekat merantau demi kepulan asap dapur di kampung halaman. Kalaupun mereka dianiaya di perantauan, kepulangan mereka-pun nyaris tidak terdengar, tidak disambut dengan serangkain konferensi pers dan kilatan lampu para wartawan infotaiment. Juga tentunya dengan pidato khusus dari istana kepresidenan...

Makassar, 3 Juni 2009 - 07.00

3 comments:

ArIf said...

Betul kaka'... 'Pemimpin'-pemimpin semestinya lebih memahami prioritas.

gulojow0 said...

salam kenal....

budhie said...

arief : banyak yang lebih tersiksa dari manohara...
gulojowo : salam juga...makasih sudah mampir dirumah ini...