going home...

Dari depan pintu Ia menatapku, matanya berkaca-kaca saat saya mencium tangannya. Ia memelukku, juga menciumku, dan saya merasakan ada haru yang bergemuruh diantara tarikan nafasnya yang mulai lelah itu, betapa ia memelukku seperti ayah menemukan anaknya yang telah hilang bertahun-tahun.
Saya memang tak pernah bilang kalau mau pulang, saya rindu, tak pernah bertemu ayah hampir dua tahun ini. Saya rela menunda rencana tour de java dan menghabiskan cuti tahunan ini untuk pulang ke rumah...
Setiap kali saya pulang, saya selalu mencari-cari, adakah sesuatu yang berubah di rumah ini selama saya pergi? . Hhmm...rasa-rasanya tak banyak, kecuali ayah yang terlihat semakin tua, dan sebuah kursi tamu baru yang masih segar wangi toko meubel. Selebihnya yang selalu abadi adalah, sejauh apapun kami berlima pergi, selalu kan ada jalan pulang, sebab setiap kami selalu menyimpan rindu disini...

*****

Malam ini saya sudah di Makassar lagi, mulai lagi berjibaku. Saya menyenangi pekerjaan ini, meski ia membuat saya pergi terlalu jauh. Besok hari terakhir cuti, saya ingin menghabiskannya di rumah saja.
Tadi juga sempat mampir ke taman bungannya bang John, usai bertemu seorang sahabat. Seperti biasa, bang John, dia selalu menawariku bunga-bunga. Kali ini dia menawari bibit antorium gelombang cinta. Tapi saya menolaknya, nantilah bang....akan tiba saatnya jika rumah kecil itu telah saya benahi dengan baik.
Dan tentang bunga itu, saya hanya tiba-tiba ingat seseorang, yang dulu pernah bilang ke saya, bahwa dia tak begitu suka dengan antorium gelombang cinta yang ditanam istrinya, sederhana saja alasannya. Karena Ia tak menyukai cinta yang bergelombang, yang naik turunnya tergantung cuaca.....:)

Makassar, 03 Maret 2009 - 01:00

No comments: