Beberapa waktu sebelumnya, ribuan warga yang antri pembagian sembako murah disejumlah kota, juga diwarnai aksi saling dorong dan desak desakan. Tidak sedikit diantara mereka yang pingsan, atau terjatuh diselokan ber-air.
Idul fitri 1428 hijriah tahun ini, hanya tinggal berhitung jam, tapi disejumlah terminal angkutan, pelabuhan-pelabuhan penyeberangan dan stasiun kereta api, ribuan penumpang masih menganntri berjam-jam untuk mendapatkan angkutan pulang ke kampung halamannya. Kondisi mereka juga tak kalah memprihatinkan, terhimpit diantara ribuan penumpang, dan pingsan karena kelelahan menunggu lamanya antrian.
Yang paling tragis, banyak juga diantara mereka yang meregang nyawa diperjalanan akibat tabrakan maut dijalur mudik yang padat. Padahal semestinya perjalanan ini, adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan harapan, untuk membagi kebahagiaan dengan keluarga tercinta dikampung halaman.
Miris, tetapi inilah wajah kita, wajah sebuah bangsa yang nyaris kehilangan tempat berpijak, akibat kerasnya persaingan hidup. Pemimpin-pemimpin kita seperti tak pernah belajar dari setiap petaka yang menimpa kita.
*****
Ramadhan telah sampai di penghujung waktu, selesailah sudah sebuah kesempatan besar yang diberikan Allah bagi kita untuk berintrospeksi diri, merenungi semua dosa, secara pribadi, ataupun dosa-dosa kita secara social. Untuk kemudian memperteguh niat kembali menjalani kehidupan yang jauh lebih bermartabat. Semoga kita masih dipertemukan dengan ramadhan tahun depan, tentunya dengan kondisi yang jauh lebih baik daripada sekarang…..
Minal aidzin walfaidzin…mohon maaf lahir dan batin……
Minal aidzin walfaidzin…mohon maaf lahir dan batin……
Makassar, 12 Oktober 2007 – 04 : 20 dini hari…
“ah..saya sepertinya mulai lupa, bahwa ini adalah tahun ke sembilan lebaran tidak dirumah, saya rindu.....dengan suasana diruang tengah itu saat usai sholat idul fitri, juga rindu dengan ketupat dan ayam kecap buatan almarhumah ibu....”
No comments:
Post a Comment