kota para mullah


Aku akhirnya sampai di kota ini, bagi orang seperti aku, hanya sebuah keberuntungan dari sempitnya kesempatan yang dapat membawaku kesini. Seorang sahabat pernah berkata “Datanglah ke kota kami, dimana kami belajar dan mendalami ilmu. Barangkali engkau akan menemukan wajah kami yang sesungguhnya di sana. Kami masih setia menjaga tradisi ke Islaman kami…”
Ini adalah kota para Mullah, jika ingin melihat Iran yang “sesungguhnya”..datanglah di kota ini, Qum, kota dimana tradisi keislaman dan keilmuan masih terjaga dengan baik, setidaknya aku merasakan susana seperti itu disini, seperti ketika kulihat perempuan-perempuan bercadar dan berjilbab besar, dan pria-pria bersorban di jalan-jalan kota.
Kami mampir di Universitas Imam Khomeini, dan dipintu masuk Universitas itu sebuah keset kaki bergambar bendera Israel tergeletak dengan lucunya. Sementara pada tembok universitas bendera Palestina terpanjang dengan anggunnya. Didalam kampus, kerumunan mahasiswa berkumpul pada sebuah stand kecil yang memamerkan foto-foto perjuangan bangsa Palestina dan menampilkan video-video jihad. Juga perpustakaan yang dipenuhi dengan ribuan kitab-kitab. Sayang aku tak bisa terlalu leluasa mengambil gambar di lingkungan universitas ini, karena larangan dari pihak kampus.
Semalam aku di“culik” sama Juliadi dan Nur, dua anak Makassar yang belajar di Qum-Iran. Pertemuan tak terduga di KBRI di Tehran itu telah membawaku ke kota ini, hanya sekitar 200 km dari Ibu Kota Tehran, atau sekitar 2 jam perjalanan darat. Meski sebelumnya KBRI telah mewanti-wanti agar para jurnalis yang ikut dalam rombongan misi kebudayaan dan pariwisata Indonesia di Iran ini, tidak meliput hal-hal lain diluar kegiatan delegasi. Tapi alhamdulilah, dengan sukses aku bisa melanggar larangan-larangan itu hehehe…,jauh-jauh ke Iran, aku tak mau hanya bisa meliput pagelaran kesenian Indonesia.
Di kota ini, ribuan mahasiswa dari sekitar 90 negara datang menuntut ilmu disini, termasuk diantaranya sekitar 200 mahasiswa dari Indonesia. Mereka belajar dengan beasiswa para ulama, kebanyakan diantara mereka mengambil mata kuliah filsafat islam dan ilmu tafsir. Mereka kuliah dikampus-kampus yang telah disediakan khusus bagi pelajar yang datang dari luar Iran, seperti Universitas Imam Khomeini, Universitas Hujjatiah dan Universitas imam Shodiq.
Kota ini telah menjadi pusat pendidikan kaum Syiah saat ini, dahulunya berada di kota Najaf Iraq, namun pada masa kekuasaan Saddam Husein pusat pendidikan kaum syiah tersebut dipindahkan ke kota Qum. Para ulama-ulama besar Iran seperti Imam Khomeini, Murtadha Muthahari dan Allama Tabatabai dahulunya juga pernah belajar dan mengajar di kota ini.
Banyak hal yang berkecamuk dikepalaku, keinginan untuk mengetahui sesuatu yang lebih jauh di kota ini harus berperang dengan sempitnya waktu. Entah, kapan lagi aku bisa kembali ke tempat ini, karena bagi orang seperti aku, ini hanyalah sebuah peruntungan dari sempitnya kesempatan yang dapat membawaku ke kota ini, dimana tradisi keislaman dan keilmuan masih terjaga dengan baik.…..

Makassar, 01 Agustus 2006 – 22 : 41 wita

No comments: