cinta yang tak pernah letih

Ayah dan juga almarhumah ibu, memang gak pernah meminta apa-apa pada kami berlima, apalagi meminta sesuatu bernilai materi. Melihat kami mampu berdiri diatas kaki sendiri adalah sesuatu yang jauh lebih bernilai dari apapun juga.
Tapi kali ini, setelah hampir dua tahun kerja, senang rasanya bisa beli sesuatu yang baru buat Ayah, meski hanya sebuah handphone yang gak seberapa harganya. Baru sebatas itu kemampuanku, gak seperti kakak-kakaku yang udah duluan “berpartisipasi” setelah semuanya bisa memperoleh penghidupan yang lebih baik.
”gak perlu yang ada kamera, yang biasa-biasa saja. Asal bisa di pake buat menelpon dan menerima telpon” ujar Ayah, suatu ketika saat dia mulai lelah memenjet tombol HP Nokia 3310nya yang mulai kalah. Nokia sejuta ummat itu dulunya juga warisan dari aku, ku berikan handphone itu buat Ayah setelah aku dapat yang baru dari Kakak Yatie
Untuk Ayah dan Ibu, sampai kami bisa seperti saat ini…..terima kasih untuk cintanya yang tak pernah letih.

Makassar, 18 Agustus 2006

No comments: