menanti september

Tak lama lagi Agustus ini akan usai, lalu september datang diantara kemeriahan orang-orang menyambut lebaran tahun ini. Saya juga akan menyambut september ini dengan bahagia, sama seperti sepotong lagu lawas "september ceria" yang dulu dipopulerkan penyanyi Vina Panduwinata. Hmm..pasti kau sedikit bingung dengan nama itu, tak perlu mengernyitkan kening putriku, Vina Panduwinata itu penyanyi era 1980-an, pada masa kecil ayah dulu. Nanti suatu hari kau bisa mencarinya di situs google yang maha tahu itu hehe....
September nanti, ayah akan menjemputmu dan bunda, kita akan menetap di Makassar. Rasanya kau telah cukup kuat untuk diajak pergi melintasi lautan, sebab September nanti usiamu sudah 8 bulan. Beberapa bulan ini, dirumah mungil kita itu, ayah berusaha membereskan banyak hal, mulai dari merenovasi dapur, mengecat ulang tembok-temboknya, hingga menambal sela-sela tegel yang biasa menjadi sarang semut. Ayah ingin semuanya telah siap saat kau dan bunda tiba disini.
Zee putriku , barangkali nanti ada banyak orang yang sedih bila ayah membawamu ke Makassar, diantaranya eyang putri dan eyang buyut, mereka tentu merasa sangat kehilangan. Tapi tak perlu khawatir, meski tinggal di Makassar, kita tetap akan sering mengunjungi mereka di Surabaya :).
Lebaran ini ayah tak bisa merayakannya bersama-mu dan bunda, ini sudah bagian dari resiko perkerjaan putriku. Begitulah perkerjaan para jurnalis seperti ayah ini, kami terkadang tak bisa libur lebaran, karena sibuk memberitakan orang-orang yang menikmati libur dan mudik . Memberikan informasi tentang segala sesuatu yang bisa membuat mereka mudik dan berlebaran dengan aman dan nyaman bersama keluarganya.
Karena itupula, pada pertengahan puasa kemarin, ayah buru-buru menjengukmu dan bunda di Surabaya, biar bisa merasakan sehari dua hari menikmati puasa ramadhan bersama kalian. Waktu ayah datang tempo hari, kau dan bunda yang menjemput ayah di bandara. Hmm..kau tahu betapa bahagianya ayah melihatmu yang tertidur pulas di kursi depan, ayah mengganggumu hingga kau terbangun, dan kau menatap ayah dengan tatapan penuh protes haha...

Makassar, 24 Agustus 2011 - 11.30