stethoscope

Kami menuntunmu perlahan-lahan, meniti satu demi satu deretan nasi ketan tujuh warna, kemudian menaiki tangga warna warni yang terbuat dari batang tebu, lalu turun dan menginjak sekumpulan tanah yang telah disediakan dari wadah keramik tanah liat. Prosesi ini bermakna agar kelak setelah dewasa kau selalu ingat tanah tumpah darahmu, juga agar kelak kau bisa meraih kehidupan yang sukses dan dinamis tahap demi tahap.
Pada prosesi selanjutnya kau dimandikan dengan air kembang, mengganti baju dengan yang baru, kemudian digendong satu persatu oleh kami sekeluarga, mulai dari eyang putri, eyang buyut, paman, hingga ayah dan bunda. Prosesi ini bermakna supaya kau terlihat lebih segar dan cantik ketika kami menyambutmu saat kau memasuki tahap baru dalam kehidupanmu.
Lalu setelah itu, didalam kurungan bambu yang di isi dengan berbagai macam benda yang menjadi simbol masa depanmu itu, tanpa ragu kau mengambil sebuah stethoscope dokter, yang diletakkan diantara benda-benda lainnya seperti laptop, buku, pulpen, uang, perhiasan, dan juga sejumlah alat kosmetik. Serentak kami semua yang ada disitu tertawa bahagia melihatmu.."Zee mau jadi dokter kalau sudah besar nanti", begitu kata orang-orang.
Bukan hanya ayah dan bunda yang bahagia putriku, lihatlah eyang putrimu itu, dia seorang dokter, dan ayah melihat senyum bahagia di wajahnya menyaksikan engkau menggigit-gigit ujung stethoscope yang tak kau lepaskan dari gengamanmu.
Upacara sederhana dalam tradisi Jawa ini disebut dengan tedak siti, yaitu upacara memperkenalkan anak untuk pertama kalinya pada bumi, dengan tujuan kelak anak tersebut mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan. Upacara ini digelar apabila seorang anak sudah berumur tujuh lapan (7 x 35 hari).
Azeeta Sasmaya putriku, upacara adat ini adalah simbol atau bentuk lain dari doa-doa kami untuk masa depanmu. Bagi ayah dan bunda, kelak kau boleh menjadi apa saja sesuai dengan kata hatimu, meskipun itu bukan seorang dokter. Asalkan pilihanmu itu tetap membuatmu terjaga dijalan kebaikan.
Kalaupun nanti bila kau benar menjadi seorang dokter seperti pada cerminan pilihanmu saat ini, pesan kami, jadilah dokter yang baik putriku, jadilah dokter yang lebih mengedepankan semangat menolong sesama daripada sekedar mencari keuntungan ekonomi atas profesimu. Pada profesi apapun itu, nilai menolong sesama itu jauh lebih mulia dibanding nilai ekonomis yang kau dapat dari profesi tersebut...

Makassar, 4 Oktober 2011 - 12.20 wita

[ My lovely Zee, ayah baru sempat menulis ini setelah pulang ke Makassar. Upacara tedak siti ini digelar di rumah eyang putri di Surabaya, tanggal 25 September 2011 yang lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun ayah yang ke 32. Oya, sebentar lagi kau dan bunda akan datang, kita akan menetap disini, tak sabar ayah menanti kalian, kita akan menonton pagi bersama dari teras rumah mungil kita ini ].

No comments: