dua hari yang kita tunggu

Malam itu, pukul 22.30 wita, kami mengemas semua perlengkapan, lalu tergesa-gesa meninggalkan Makassar. Tujuan kali ini lumayan jauh, Tana Toraja, sebuah kabupaten di ujung utara Sulawesi Selatan yang juga terkenal diberbagai belahan dunia, sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang eksotis. Tapi ini bukan untuk liputan wisata, melainkan mengejar liputan kerusuhan pemilukada yang telah menewaskan satu orang warga dan melukai 12 orang lainnya.
Hhhfff...soal pemilukada ini, saya ingat komentar seorang guru besar ilmu politik yang sempat kami wawancarai beberapa hari lalu, katanya dari sejumlah penelitian yang ia lakukan, pemilukada tidak banyak memberikan dampak positif bagi kemaslahatan masyarakat. Sebab usai terpilih, banyak kepala daerah yang lupa dengan janji-janji surganya saat kampanye.
Saya terduduk lemas di mobil liputan, teringat perut yang keroncongan karena tak sempat makan malam dan pikiran yang lelah setelah ngebut dikejar setoran berita tematik untuk kabar daerah tiap senin pagi. Saya berangkat tergesa-gesa, nyaris tanpa persiapan sama sekali, kecuali dua lembar seragam, dan dua helai kaos ganti. Itu saja. Selain itu saya hanya memikirkanmu, ini adalah pertama kalinya saya meninggalkanmu sendiri karena urusan kerjaan.

******

Ini hari kamis, saya mungkin terlambat pulang, hari yang sibuk dengan deadline liputan khusus untuk kabar daerah. Tapi besok dan lusa adalah libur kerjaku, dua hari yang selalu kita tunggu, dua hari yang selalu saja terasa pendek saat kita melewatinya bersama. Semoga semuanya baik-baik saja, setidaknya tak ada peristiwa-peristiwa mendesak yang membuat saya harus pergi lagi meninggalkanmu.
Kita sudah punya rencana, sama sepertimu, sayapun tak sabar ingin mendengar lagi detak jantungnya. Tempo hari, ketika dokter itu memberikan penjelasan, saya berusaha menyimaknya dengan baik, saya tak ingin melewatkan sedikitpun kata demi kata yang diucapkannya. Kau mungkin tak tahu, karena matamu tak sedikitpun lepas dari layar monitor kecil itu. Tapi diam-diam mataku berkaca-kaca, ada bahagia bercampur haru, melihatmu dan juga ia yang terlelap dengan posisi sepurna pada usianya yang baru beberapa minggu itu.

Makassar, 1 Juli 2010 - 11.45 wita

No comments: