suatu subuh diteras sebuah mesjid....

Kau :
Sudah berhari-hari, ia pergi, membawa serta buah hatiku
Aku :
Ia pun telah pergi, berhari-hari, membawa serta sepotong hatiku
Kau :
Katanya aku tak bisa diharapkan, padahal telah kulakukan semuanya,
hanya untuknya. Dua tahun, aku mencoba bertahan. Tidakkah engkau tahu, bahwa rumah itu, dan semua yang ada didalamnya, adalah kerja kerasku yang hanya semata-mata untuknya. Tapi tetap saja, aku bukanlah orang yang bisa Ia andalkan. Ia dan orang-orang disekitarnya, mereka seperti bersatu padu memusuhiku...
Aku :
Aku tak bisa dipercaya, begitu katanya, tidak ikhlas, serta seperti seseorang yang penuh dengan maksud tersembunyi. Betapa ia mencurigaiku. Padahal telah kutegaskan kepadanya, kalaupun aku punya maksud tersembunyi, itu hanyalah betapa aku ingin menjaganya disepanjang waktu hidupku...
Kau :
Kukatakan padanya, pergilah, kemana hatimu membawamu. Jika masih ada waktu, kelak angin akan mempertemukan kita kembali.
Aku :
Ia orang paling keras kepala yang pernah kutemui, kukatakan padanya, pergilah, kemanapun engkau mau, akan kukirim banyak doa keselamatan untukmu...

Makassar, 12 september 2008 - 04:00 wita

No comments: