diluar hujan masih rintik-rintik

Diluar hujan masih menyisakan rintik-rintik….aahh..lapar banget, ingin secepatnya melesat keluar cari makan, hanya saja saya masih sedikit paranoid dengan hujan dan dingin. Sebab dua hari ini masih harus berperang melawan flu…..apalagi malam ini masih giliran piket begadang di kantor.
Saya lapar..tapi saya rindu masakan rumah, rasanya dalam 10 tahun terakhir hidup bergerilya di Makassar, sangat jarang bisa mencicipi masakan rumahan. Semuanya instant dari warung ke warung, …tiap hari, saya seperti melakukan safari kuliner, dari warung yang satu ke warung yang lainnya. Sekedar mencari alternative untuk menekan rasa eneg di tenggorokan.
Bagi orang yang hidup seperti saya, ketika semuanya dilakukan dengan cara membeli, maka untuk makan setiap hari, ada beberapa hal yang mesti jadi pertimbangan. Pertama : Tempat makannya tidak terlalu jauh dari kantor, apalagi malam-malam dingin kayak begini. Kedua : Harga harus bisa terjangkau dikantong. Ketiga : Bersih, memenuhi standar kesehatan dan rasa yang tidak mengecewakan, setidaknya cocoklah dengan lidah kampungku ini...
Biasanya kalau siang, saya makan di Ibu Ety, tempat makan langganan di dekat Metro TV, agak jauh seh dari kantor yang sekarang. Tapi saya selalu berusaha bisa makan disitu, setidaknya untuk sementara hanya warung sederhana milik Ibu Ety yang merepresentasikan masakan rumahan, bukan masakan warung yang memang bermazhab kolektivisme, satu rasa untuk semua, semua untuk satu rasa, dan selalu hanya itu-itu saja. Sayangnya warung kecil milik Ibu Ety hanya buka sampai sore.
Dan malam ini, saya mau kemana lagi? makan di tenda sari laut lagi? atau nasi goreng lagi ? atau rumah makan padang lagi?. Perasaan kemarin dan kemarinnya, sari laut, juga nasi goreng, dan juga warung padang…Ah, sama saja…sama-sama berminyak dan berpeluang menumpuk kolesterol. Malam ini, selain coto, saya benar-benar ingin makanan yang berkuah…yang panas dan pedas, biar flu ini bisa terbang tak kembali.
Kalau sudah bingung cari makan kayak gini, saya jadi ingat rumah, ingat almarhumah Ibu, rindu dengan masakannya, karena selalu saja terasa beda enaknya kalau Ibu yang masak. Meski hanya dengan lauk seadanya. Tapi itu dulu, empat tahun yang lalu, saat ibu masih ada....ah, saya merasa sudah terlalu lama meninggalkan rumah…..

Makassar, 11 Juni 2008 – 00:00 wita

"Oya...terima kasih untuk segelas teh dan sebotol you-C nya hari ini..
dari tadi handphone ini tak berhenti berbunyi...tapi hanya listingan berita..."

1 comment:

Anonymous said...

k bud, sakit yak???
hmm ini ada langganan cateringku dikantor bersih koq, dan murah. makanannya juga lauk rumahan...085242717054, namnya Andy.
entra saya bilang ma dia, entar klo pesan banyak bisa gratis malahan..

jagaki kesehatanta!!!


ika