rundown

Gambar kericuhan kampanye pilkada di Bone itu rupanya tidak lolos rundown kabar siang, sayang banget, padahal gambarnya menurutku lumayan rame. Konvoi kendaraan kampanye salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Bone itu terlibat saling kejar dengan massa pendukung pasangan calon bupati lainnya. Alasan gak lolosnya berita ini juga jelas, karena kejadiannya kemaren siang, dan sudah sangat terlambat jika baru ditayangin siang ini.
Padahal kasetnya Ato, kontributor Bone itu, sejak semalam telah tiba di kantor, mestinya sudah harus di camcast dari semalam, dan bisa ditayangkan pada live kabar pagi tadi, jika saja saya tidak ketiduran di sofa kantornya anak-anak Trikalerz.
Sementara itu di kantor saya dengar anak-anak juga ketiduran karena kelamaan menunggu konfirmasi korda Jakarta yang menyatakan akan segera menghubungi kembali jika server camcast Jakarta telah siap untuk menerima kiriman gambar Makassar. Tapi entahlah, saya berharap berita kericuhan kampanye pilkada Bone ini sudah tayang pada kabar terkini usai program kabar pagi tadi.
Semalam saya benar-benar didera lelah dan kantuk yang tak tertahankan. Saya seperti tak punya sedikitpun energi untuk pulang ke kantor, hanya ada satu pilihan, merebahkan diri barang sejenak, setidaknya barang satu jam, lalu kemudian pulang ke kantor.Saya malah baru terjaga setelah suara Hp menjerit-jerit di telinga, pukul 04:00 wita. Di Hp beberapa miss call juga sms-nya kepala biro :

“ kaka, ada live pagi kaka, lead, rundown,
Dikirim via email, thanks…”

Saya sama sekali gak tahu kalau ada live pagi, tapi untung saja jarak kantor dari sini tidak terlalu jauh, saya hanya sedikit gelisah, pasti koran hari ini yang biasa di pake buat segmen head line surat kabar lokal belum datang. Artinya harus dicari dulu, setidaknya dijemput langsung di pengecer, sebab kalo di tunggu biasanya lama, bisa jadi baru datang setelah program kabar pagi selesai. Saya terkadang gak tega juga bangunin anak kontributor yang lagi pulas di pagi buta begini, hanya untuk menyuruh mereka keluar mencari penjual koran.
Untung saja satu setengah jam setelah itu, program kabar pagi bisa terlewatkan dengan baik. Dan berita-berita dari biro makassar didominasi oleh sejumlah kericuhan yang mewarnai aksi unjuk rasa diberbagai tempat, juga cuaca buruk yang terus melanda, dan up date drama penyanderaan bocah 9 tahun, di jalan Baiturrahman kemarin malam. Penyaderaan ini berakhir tragis dengan tewasnya sang penyandera diujung peluru petugas.

******

Saya menulis ini, dan disampingku, tepat didepan computer meja sebelah, kulihat Gusni, kontributor kabupaten Gowa itu hanya bisa terdiam, wajahnya yang kusut berlipat-lipat, semakin sempurna jika dipadukan dengan rambutnya yang acak-acakan, dengan model seperti itu, tidak ada satupun pertanda yang menegaskan bahwa dia adalah seorang wartawan, justru dia malah terlihat seperti tentara Nippon yang kalah perang, dan berada dibawah tahanan tentara republik.
Dibelakang Gusni ada Abo, korlip biro Makassar, yang sejak sejam yang lalu terus mencecarnya dengan masalah-masalah pada konten naskah ataupun gambar peristiwa kebakaran yang baru diliputnya. Ada benarnya juga semua yang dijelaskan Abo, setidaknya supaya Gusni bisa lebih teliti dan juga lebih sempurna merekam sebuah peristiwa…….tapi saya hanya kasihan melihat Gusni, dia begitu terpojok, nyaris tak bisa berkata apa-apa, file-file dalam memori otaknya seperti terhapus oleh serangan virus my heart, bahkan hanya untuk mengingat stok gambar apa saja yang telah dia rekam beberapa menit yang lalupun dia tak sanggup……

Makassar, 13 Februari 2008 - 18 : 40 wita

No comments: