bayi istimewa

"ada info terbaru hari ini terkait cucu presiden?, tolong update yah, upayakan live wawancara dengan Gibran dan Ibu Iriana". Begitulah, permintaan datang bertubi-tubi, sejak bayi yang menyandang status sebagai cucu pertama presiden itu lahir, tangis pertamanya menghebohkan seantero republik.
Saya hanya berpikir, seandainya saja bayi itu lahir dari keluarga mbak Tursiman dan mas Wagiman, tentu saja perkaranya tak akan seribet ini. Tak akan ada penjagaan super ketat disekitar ruang perawatan, para keluarga serta dokter dan perawat, pasti dengan senang hati akan berbagi banyak cerita, ataupun memberi akses lebih, untuk mendapatkan gambar yang bagus. Tapi tentu saja, yang ini bukan bayi biasa. Ia adalah bayi yang istimewa.
Sebagai jurnalis prajurit dimedan laga (halah...lebay), jelas peristiwa ini menjadi sesuatu yang memiliki nilai berita dengan kualitas super. Rasa penasaran publik soal bayi ini harus terjawab, jadi wajarlah kalau request program datang dengan penuh semangat 45. Deretan pertanyaan seperti, apa jenis kelamin sang bayi?, siapa namanya?, lahir normal atau operasi?, bagaimana kondisi kesehatannya?, eyang kakung dan eyang putrinya sudah datang atau belum?, siapa saja tamu pejabat yang datang membesuk?, seberapa ramai kiriman bunga ucapan selamat yang datang?, bagaimana suasana kebatinan masyarakat menyambut kelahiran bayi?, dan masih banyak lagi pertanyaan.
Kemarin petang, dari sebuah tenda angkringan di depan RS.PKU Muhammadiyah Surakarta, saya dan tim live biro Jogja menunggu kabar, berharap informasi dan stok gambar yang lebih banyak, selain gambar sekedar suasana dari depan rumah sakit.
Saya menunggu, sambil iseng-iseng membaca satu persatu karangan bunga ucapan selamat, yang berbaris rapih di halaman rumah sakit. Sebagian besar mengucapkan "selamat atas kelahiran cucu pertama presiden", hanya beberapa yang menulis ucapan selamat kepada ayah dan ibu yang telah melahirkan sang bayi.
Tak ada yang salah dengan kata-kata yang tertulis dalam karangan bunga itu. Tapi entahlah, barangkali hanya perasaan tololku saja yang merasa, ucapan selamat itu seharusnya lebih banyak dialamatkan kepada ayah dan ibu sang bayi.
Terakhir dalam tulisan ini, sebagai warga negara yang turut bergembira dengan peristiwa ini, saya juga ingin mengucapkan selamat kepada ayah Gibran dan bunda Selvi, atas kelahiran putra pertamanya "Jan Ethes Srinarendra", semoga ia tumbuh dengan sehat lahir dan batin, serta menjadi anak yang sholeh.
Kepada bapak presiden dan ibu, selamat juga untuk cucu pertamanya, tentu bapak dan ibu sangat bahagia bisa menimang cucu. Oya pak presiden, kami juga sedang menghitung hari kelahiran putri kedua kami. Ia juga adalah bayi istimewa yang sangat kami nantikan kehadirannya, setidaknya istimewa bagi keluarga kecil kami. Jika ia lahir nanti, maukah bapak mengucapkan selamat untuk kami??

Jogjakarta, 13 Maret 2016

No comments: