purnama di pucuk siklop

Beberapa hari yang lalu, di Timika, saya melihat melihat seorang perempuan dan dua bocah laki-laki menangis diatas peti jenazah seorang prajurit brimob, yang tewas dalam operasi penumpasan kelompok kriminal bersenjata di PT. Freeport. Saya mengenal sosok dalam peti jenazah itu. Perempuan itu kehilangan suami, dua bocah itu kehilangan ayah, dan sayapun telah kehilangan seorang sahabat.
Kemarin siang, di sebuah rumah di Sentani Jayapura, saya juga melihat seorang laki-laki, bersama dua putrinya, bersimpuh didepan dua peti jenazah. Laki-laki itu kehilangan anak dan istri, dan dua bocah perempuan itu telah kehilangan ibu dan juga saudara.
Saya tak mengenal keluarga itu, tapi saya merasakan betapa kesedihan menyelimuti rumah itu. Mereka adalah salah satu dari keluarga korban jatuhnya pesawat merpati di pegunungan bintang Papua yang tengah berduka.
Pekerjaan ini sering membuat saya bertemu dengan banyak kesedihan, air mata dan juga amarah. Saya berdoa untuk mereka yang telah kehilangan ayah, ibu, saudara dan juga sahabat. Semoga Allah memberikan banyak ketabahan dan juga kekuatan pada mereka...amien..

" ...Dan malam ini, saya melihat purnama yang bertengger indah diatas pucuk gunung Siklop Sentani. Purnama dengan bulatan yang nyaris sempurna itu, sedikit menghapus penat 26 hari menjelajahi tanah Papua, juga membuat saya merasa dikepung rindu. Saya mengingatmu dalam-dalam, juga doa-doa yang selalu kita ucapkan di ujung malam. Semoga Allah selalu menjaga kita hingga tua dan renta, sampai kita tutup usia nanti..."

Sentani-Jayapura, 9 Agustus 2009 - 20.00

No comments: