permintaan cerai

Tegar, bocah berusia empat tahun itu, terbaring lemas karena kaki kanannya baru diamputasi hingga mendekati lutut, oleh tim dokter RSUP Soedono Madiun. Sebelumnya, pada suatu siang yang sunyi di rumahnya di Mejayan Madiun Jawa Timur, tanpa sepengetahuan anggota keluarga yang lain, diam-diam Tegar di gendong ayah tirinya Puryanto, dan membawanya ke pinggiran rel kereta api.
Dibantaran rel kereta itu, Puryanto kemudian meletakkan kaki kanan bocah itu diatas rel, dan membiarkan kereta api Bangun Karta jurusan Jakarta Jombang yang lewat menggilas kaki bocah malang tersebut. Tegar, bocah itu se-tegar namanya, setelah peristiwa tragis itu, ia masih sanggup merangkak menuju rumah hingga ditolong oleh keluarganya yang lain.
Saya terhenyak membaca naskah berita Nur Salam, kontributor Madiun Jawa Timur di email korlip siang ini. Puryanto ayah tiri Tegar, melakukan tindakan biadab itu karena kesal setelah istrinya minta cerai. Arrgghh...saya tak habis pikir, ada apa dengan kita? ada apa dengan Puryanto?. Bisakah ia membayangkan bagimana sakitnya bila kaki dilindas kereta api?. Seberapa sakitkah luka hati Puryanto karena cintanya ditampik sang istri?.
Betapa sederhananya alasan Puryanto, sampai ia tega melakukan perbuatan se-keji itu, meletakkan kaki bocah empat tahun diatas rel hingga dilindas kereta api...hanya karena kesal diminta cerai sang istri?...gggrrrrr...

Makassar, 6 Juli 2009 - 14.30 wita

No comments: