kembang api di Manokwari

Padahal saya baru tiba dari propinsi termuda di Papua itu, setelah live tahun baru dari Manokwari...Malam ini saya disuruh lagi balik ke sana, setelah tadi pagi gempa dengan kekuatan 7,5 pada skala richter mengguncang Manokwari. Informasi terakhir yang saya terima malam ini, sudah 7 orang yang tewas, salah satunya adalah bocah sepuluh tahun yang tertimpa reruntuhan bangunan. Sementara puluhan lainnya luka-luka.
Saya masih ingat, dimalam pergantian tahun itu, langit kota Manokwari penuh cahaya kembang api, jalan-jalan berkabut asap petasan dan orang-orang yang tumpah ruah dijalan-jalan kota. Malam itu, pak Max, kepala bagian Humas pemprof Papua Barat itu bilang sama saya dengan bangganya :
" saya keluarin duit 100 juta untuk pesta kembang api malam ini..".
Ahh..100 juta, jumlah yang terlalu besar menurutku, untuk beli petasan ditahun baru bagi kota sekecil Manokwari.
Dan malam ini, setelah gempa meruntuhkan rumah-rumah, hilang sudah hiruk pikuk malam pergantian tahun, kembang-kembang api yang berpijar di langit selama dua malam berturut-turut juga redup ditelan gelap, jalan-jalan sepanjang Sanggeng juga sepi, dan mereka kini bersembunyi di bukit-bukit, ketakutan dengan gempa susulan dan issue tsunami. Entahlah, apalagi yang akan dikatakan pak Max, bila ketemu saya di Manokwari nanti, saya tak yakin jika dia masih bercerita tentang harga kembang api di malam tahun baru kemarin....
Hmm...sudah hampir jam 11 malam, saya harus segera bergegas, berjudi di bandara, semoga masih ada tiket tersisa untuk pesawat terakhir ke Manokwari malam ini. Saya harus bisa bertemu Rakhman di Manokwari besok pagi, cameraperson Jakarta yang malam ini ikut rombongan menteri.

Makassar, 4 Januari 2009 - 23:30

No comments: