The Alchemist

Saya membaca lagi potongan sinopsis The Alchemist, maha karya seorang Paolo Ceolho, yang telah memberikan inspirasi bagi berjuta orang, bagi berbagai bangsa di dunia. Dulu, pada september setahun yang lalu, seseorang memberikan buku yang penuh inspirasi itu kepada saya.....:

Sang Raja Salem berpesan padanya, “ Di saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya”. Maka berangkatlah Ia, Santiago, si anak gembala dari Andalusia itu, ia pergi mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya.
Perjalanan tersebut membawanya ke Tangier serta padang gurun Mesir, dan di sanalah dia bertemu sang Alchemist yang menuntunnya menuju harta karunnya, serta mengajarinya tentang jiwa dunia, cinta, kesabaran dan kegigihan...
"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu. "..Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada..." jawab sang Alchemist.........

******

Saya tiba-tiba merasa seperti si anak gembala itu, mencari sesuatu yang disebut sebagai "pertanda". Sesuatu yang kelak akan menuntun saya menuju takdir yang saya cari, sesuatu yang akan mengajarkan saya tentang jiwa dunia, tentang cinta, kesabaran dan juga kegigihan.
Saya merasa benar-benar letih, seperti tengah menyusuri masa lalu, dan juga masa kini yang sama-sama menyesakkan.
Dan sepanjang hari ini, saya memikirkan banyak hal, barangkali semua ini juga adalah "pertanda", bahwa saya memang harus "berhenti" disini, mendengarkan lagi kata hati, meluruskan lagi niat, dan memulai semuanya dari awal kembali........

Makassar, 03 September 2008 - 00 : 10 wita

No comments: