belantara rangoan

Pulang ke Makassar, setelah 22 hari mengejar-ngejar informasi pesawat adam Air yang jatuh di sekitar perairan selat Makassar…kondisiku benar-benar drop, semalam meriang nahan demam. Padahal sebelum berangkat liputan musibah ini, aku baru 3 hari kelaur dari rumah sakit, diopname karena maag yang akut.
Lumayan melelahkan, jadi inget waktu pertama kali live dari pegunungan di Matanga Polewali Mandar. Kemudian informasi sesat tentang keberadaan pesawat di wilayah tersebut, sampai namaku yang ikutan-ikutan nongol di milis soal kebohongan publik itu…
Meski semua media massa secara berjamaah menyiarkan informasi sesat itu, tapi sialnya hanya namaku yang disebut di milis itu, lumayan bikin gerah juga, sebenarnya aku pengen melakukan sedikit klarifikasi, bahwa semua yang aku informasikan berasal dari sumber-sumber resmi yang berkompeten untuk itu…..aku juga gak pernah nyebut-nyebut telah melihat pesawat dalam keadaan hancur dan sejumlah korban yang tengah dievakuasi, seperti yang telah dilakukan sebuah stasiun televisi swasta, ataupun siaran berita di sebuah stasiun radio milik pemerintah.
Sebenarnya aku agak heran juga ketika pertama kali memasuki pegunungan Matanga itu, perasaanku wartawan yang pertama kesitu adalah tim Metro TV, bersama Basarnas dan Kodim setempat. Saat kami tiba, sejumlah warga keluar rumah sambil menenteng radio, dan menyampaikan bahwa telah mendengar siaran berita pesawat Adam Air tersebut telah ditemukan di desa Rangoan Kec. Matanga, Polewali Mandar. 90 penumpang tewas dan 12 lainnya selamat. Lho..info darimana???,
Lalu sekonyong-konyong Jakarta menelpon dan mengabarkan telah ada pernyataan resmi dari Danlanud, Menhub. juga pihak Adam Air bahwa pesawat memang benar telah ditemukan di Matanga, lengkap dengan penjelasan rinci mengenai kondisi pesawat dan penumpangnnya.
Tak lama setelah itu iring-iringan kendaraan aparat serta belasan ambulans dan mobil pejabat mulai masuk ke Matanga. Apa yang harus aku informasikan dalam live pertama siang itu?, saat itu kami berada di desa Bulo, desa terakhir yang bisa tertangkap sinyal handphone. Dari desa Bulo ke desa Rangoan tempat yang dikabarkan mejadi lokasi jatuhnya pesawat tersebut, masih puluhan kilo meter lagi, gak ada akses informasi yang bisa aku terima mengenai pergerakan tim SAR didalam sana, yang ada adalah hanyalah informasi-informasi resmi dari pihak-pihak berkompeten.
Meski demikian, aku belum pikun untuk mengingat-ngingat materi liveku siang itu, aku bilang bahwa lokasi pegunungan Matanga ini telah dipastikan sebagai lokasi jatuhnya pesawat (tentunya berdasar sumber resmi), namun sampai saat ini tim SAR masih berupaya mencapai lokasi jatuhnya pesawat didesa Rangoan, akibat beratnya medan yang harus ditempuh. Amelia Ardan sempat bertanya tentang informasi 12 korban selamat dan 90 yang meninggal dunia, jawabku, kami belum bisa memastikan apa-apa soal itu, memang beredar juga informasi tersebut disini, tapi belum ada yang bisa dijelaskan mengingat tim SAR masih terus melakukan upaya evakuasi.
Pertanyaan selanjutnya, kenapa aku berani menggunakan kalimat tim SAR tengah melakukan evakuasi dan bukan tim SAR masih melakukan pencarian?. Semuanya kembali pada sumber resmi pemerintah yang menyebutkan telah menemukan lokasi jatuhnya pesawat Adam Air, logikanya jika keberadaan pesawat telah diketahui, artinya, proses evakuasi pasti telah berlangsung, meski dalam skala yang lebih kecil. Jika saja aku punya akses informasi langsung ke tim SAR yang berada di Rangoan, pastilah semuanya akan berbeda. Jangankan handphone, radio HT saja gak bisa nembus…aku jelas memilih untuk peraya pada informasi pemerintah, sebab mereka pasti punya peralatan komunikasi yang lebih canggih untuk megetahui pergerakan tim SAR maupun aparat di Rangoan. Kabarnya, pejabat-pejabat pemerintah, terutama kepolisian yang terkait langsung dengan sesatnya informasi soal jatuhnya pesawat Adam Air di desa Rangoan Kec. Matanga Polewali Mandar itu akan segera dicopot dalam waktu dekat.

*****

Lalu…penemuan serpihan pesawat oleh warga di desa Logie kecamatan Mallusetasi kabupaten Barru oleh warga setempat, telah menyibat misteri hilangnya pesawat Adam Air tersebut, meski hingga saat ini keberadaan badan pesawat belum juga ditemukan. Tapi setidaknya penemuan-penemuan tersebut telah memberikan sedikit kepastian bagi keluarga korban yang lelah menanti hasil pencarian tersebut.
Serpihan-serpihan yang terkumpul di Koramil Mallusettasi itu, sebagian besar berada dalam kondisi remuk, seperti diremas-remas. Kursi-kursi, meja makan pesawat, dan potongan-potongan badan pesawat lainnya…..aku mencoba membayangkannya, saat-saat terakhir para penumpang dipesawat itu. Betapa kerdilnya manusia, betapa berkuasanya Allah atas segala sesuatu……….


Makassar, 23 Januari 2007

No comments: